Pelumasan pada proses bubut umumnya digunakan dengan cara dialiri dengan cairan
pendingin berbahan dasar minyak bumi. Cairan pendingin berdasarkan Material Safety Data
Sheet dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan operator. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, penggunaan minyak nabati dan juga metode pelumasan kuantitas
minimal atau minimum quantity lubrication (MQL) menjadi alternatif untuk menjawab
permasalahan tersebut.
Penelitian dilakukan melalui dengan memotong benda kerja menggunakan minyak
nabati sebagai cairan pendingin dengan kondisi MQL. Pengambilan data didapat dari
serangkaian percobaan dengan parameter proses radius pojok pahat (r?), kecepatan potong(Vc), laju makan (f), dan juga kedalaman potong (d) untuk mendapatkan respon berupa laju pengurangan material (MRR) dan juga kekasaran permukaan (Ra). Data yang didapat
kemudian dimodelkan untuk mengetahui bagaimana hubungan tiap parameter proses
terhadap respons yang dihasilkan. Pengaruh tiap parameter proses dianalisis secara statistik
dengan melakukan uji hipotesa. Kemudian data hasil percobaan dibandingkan dengan data
percobaan pada kondisi kering untuk mengetahui bagaimana cairan pendingin berpengaruh
terhadap respons MRR dan R
a
yang dihasilkan. Nilai respons yang maksimum dari rangkaian
percobaan kemudian dipilih untuk mengetahui kombinasi parameter proses yang
menghasilkan respons terbaik.
Berdasarkan pemodelan dan perbandingan terhadap percobaan pada kondisi kering,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan minyak nabati dengan kondisi MQL memiliki
pengaruh pada proses bubut dengan menghasilkan kekasaran permukaan yang lebih baik
hingga 253% dengan laju pengurangan material yang serupa.
.