Perpustakaan Digital ITB

Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai merupakan bandar udara yang memiliki potensi untuk menjadi hub kargo internasional di Kawasan Indonesia Timur. Berdasarkan proyeksi permintaan kargo transshipment diketahui bahwa terdapat pangsa pasar yang relatif besar yakni 169.835 ton pada tahun 2020 dan akan meningkat menjadi 313.136 ton pada tahun 2024. Tingginya proyeksi permintaan kargo transshipment tidak diikuti dengan tersedianya kapasitas gudang yang mencukupi. Kapasitas gudang saat ini hanya dapat menampung sekitar 20.000 ton kargo per tahun. Oleh karena itu dibutuhkan perancangan gudang kargo transshipment baru di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Perancangan gudang kargo yang dimaksud merupakan perancangan tata letak gudang kargo. Proses perancangan tata letak gudang kargo dilakukan dengan menggunakan metodologi systematic layout planning (SLP). Terdapat beberapa tahapan pada metodologi SLP yang membutuhkan perhitungan mendalam seperti penentuan kebutuhan luas area untuk setiap departemen atau fasilitas. Guna dapat menentukan kebutuhan luas area departemen secara tepat khususnya area departemen penyimpanan digunakan model matematis warehouse layout design model. Berdasarkan dimensi dari area penyimpanan yang dihasilkan oleh model matematis warehouse layout design model, ditentukan alokasi setiap lokasi penyimpanan dengan menggunakan kebijakan penyimpanan class-based storage. Terdapat sepuluh departemen pada gudang kargo transshipment yakni area penyimpanan racking, area penyimpanan block stacking, area penyimpanan dangerous goods, area penyimpanan perishable goods, area penerimaan kargo, area pengiriman kargo, area mesin x-ray, area mesin weighing scale, area kantor operasional, serta area kantor bea cukai. Total luas area gudang kargo transshipment yang dibutuhkan adalah 29.742,75 m2. Tata letak gudang kargo transshipment yang terpilih memiliki nilai kriteria performansi adjacency score sebesar 0,84 serta nilai kriteria performansi rel-dist score sebesar 0,79.