digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Sektor ini umumnya melibatkan tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan dianggap sebagai sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja karena dari total kasus kecelakaan kerja di Indonesia, 32% terjadi pada sektor konstruksi. Sehingga disimpulkan bahwa perlu adanya pengawasan lebih terhadap program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan di proyek konstruksi. Umumnya pengambil keputusan akan merasa kesulitan dalam memilih program K3 mana yang akan diimplementasikan karena, tidak terdapat hasil atau manfaat yang bersifat kuantitatif dan dapat digunakan sebagai pertimbangan. Analisis biaya-manfaat merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak berupa biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang didapatkan dari suatu kegiatan yang akan dilakukan atau diimplementasikan. Saat ini belum terdapat alat kuantifikasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari adanya program K3, khususnya pada sektor konstruksi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka kuantifikasi biaya dan manfaat implementasi program K3 menggunakan analisis biaya-manfaat serta merancang instrumen kuesioner untuk mendukung kerangka kuantifikasi yang diusulkan. Proses utama yang dilakukan pada penelitian ini adalah perancangan, perbaikan dan uji coba kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan dengan pengambilan data pada 10 proyek konstruksi. Data yang didapatkan dari kuesioner kemudian diolah dengan menghitung setiap komponen biaya dan manfaat, membuat arus kas dan menghitung rasio manfaat-biaya. Dari 10 proyek yang dilakukan uji coba terdapat 4 proyek dengan nilai rasio lebih besar sama dengan 1 dan 6 proyek dengan nilai rasio kurang dari 1. Pada penelitian ini didapati bahwa biaya terdiri dari 13 komponen biaya (biaya implementasi) dan 13 komponen manfaat (6 biaya yang dihemat dan 7 potensi manfaat). Berdasarkan analisis sensitivitas didapati bahwa nilai rasio tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga, umur hidup alat perlengkapan kerja dan total biaya alat perlengkapan kerja.