Runtuhnya Jembatan Palu IV pada saat terjadi Gempa Sulawesi Tengah tanggal 28 September
2018 merupakan salah satu peristiwa utama untuk menunjukkan efek destruktif dari gempa
berkekuatan 7,4 skala Richter yang diikuti oleh tsunami. Sejauh ini, penyebab keruntuhan
jembatan hanya terbatas pada hipotesis berdasarkan pengamatan lapangan. Ada beberapa teori
tentang runtuhnya Jembatan Palu IV seperti kegagalan bearing karena gaya geser gempa yang
besar, tekuk pada elemen pelengkung atau kegagalan gelagar utama.
Dalam penelitian ini, jembatan akan dimodelkan dalam skala penuh menggunakan perangkat
lunak elemen hingga Midas Civil. Pertama, jembatan akan dianalisis menggunakan peraturan
yang sama dengan desain aslinya untuk mendapatkan model yang mewakili kondisi jembatan
yang sebenarnya. Selanjutnya, jembatan akan dianalisis dengan peraturan terbaru untuk
menentukan kondisi jembatan sebelum gempa. Semua lokasi di mana kegagalan mungkin terjadi
juga akan diperiksa seperti kegagalan bearing, tekuk pada elemen pelengkung dan juga
kegagalan pada gelagar utama. Terakhir, Analisis Non-Linier Statis (Pushover) akan dilakukan
untuk mendapatkan kapasitas perpindahan jembatan, urutan pembentukan sendi plastis dan level
kinerja jembatan.
Hasil analisis linear elastis menunjukkan bahwa kegagalan utama terjadi pada hubungan antara
struktur atas dan struktur bawah, di mana kapasitas baut angkur dan bearing tidak mampu
menahan gaya geser akibat beban gempa. Sementara itu, analisis pushover menunjukkan bahwa
kinerja elemen struktur atas berada pada level operasional penuh untuk arah longitudinal
jembatan dan operasional untuk arah melintang. Dalam analisis pushover, baut angkur dan
bearing diasumsikan memiliki kapasitas yang cukup untuk menahan gaya geser dari beban
gempa.