Abstrak: Analisis burial geohistory memerlukan parameter yang berperan pada sejarah sedimentasi cekungan
suatu daerah. Salah satu parameter tersebut adalah data biostratigrafi. Data biostratigrafi yang dimaksud
merupakan inventarisasi biozonasi yang dijumpai di suatu daerah baik berupa data pemboran maupun data
pengukuran stratigrafi di permukaan. Data tersebut diolah secara numerik untuk menghasilkan korelasi umur
secara "absolut" yang disebut sebagai program Age-depth, yang nantinya dapat digunakan untuk kepentingan-
kepentingan yang lebih luas lagi. Delapan subprogram yang dibuat merupakan tulang punggung program
biostratigrafi tersebut dan digunakan untuk menunjang pembuatan sejarah (burial geohistori) daerah yang
diselidiki. Tulisan ini membahas pengolahan data biostratigrafi yang didapat dari eksplorasi geologi sebelumnya,
sehingga menjadi suatu parameter yang sangat menentukan pada pelaksanaan program burial geohistory
secara keseluruhan. Masukan data, pengolahan data, kelemahan program dan manfaat serta hal-hal
yang perlu disempurnakan dibahas secara rinci pada tulisan ini.