digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Manajemen perlindungan hutan merupakan kegiatan penting dan terintegrasi dari sistem manajemen sumber daya hutan. Salah satu kegiatan dalam perlindungan hutan ini adalah menilai kesehatan tegakan dalam suatu kawasan hutan untuk pengambilan keputusan dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Penilaian kesehatan tegakan dalam luasan besar membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang besar. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut dan sejalan dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh, maka pemanfaatan Drone untuk deteksi kesehatan tegakan hutan menjadi teknologi alternatif penilaian kesehatan tegakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik spektral dari daun A. mangium agar dapat diidentifikasi luas dan posisi pohon yang terserang penyakit. Penelitian ini dilakukan pada tegakan Acacia mangium di KPH Bogor. Metode yang digunakan adalah analisis Hyperspectral Imaging dalam bentuk penentuan karakteristik RGB (Red, Green, Blue). Analis spektral yang dilakukan terhadap 85 pohon sampel dalam 7 plot pada Petak 23B RPH Maribaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon dalam kondisi sehat sakit dan mati memiliki perbedaan nilai spektral RGB. Nilai RGB untuk pohon sehat adalah 121-149(B1), 167-189(B2), 120-142(B3). Sedangkan untuk pohon sakit nilai RGBnya adalah 151-165(B1), 183-205(B2), 145-165(B3). Untuk pohon yang mati nilai RGBnya adalah 192-202(B1), 202-212(B2), 167-199(B3). Seiring memburuknya kondisi pohon maka nilai RGB nya meningkat. Pola komposisi band RGB yang serupa tetapi jumlah nilai nya berbeda menandakan proses perubahan daun warna menjadi sakit. Disisi lain rentang nilai RGB sudah terbilang cukup kecil, sehingga perbedaan warna antar kondisi kesehatan pohon sangat terlihat dengan shade berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis spektral hasil pemetaan citra Drone bisa digunakan untuk menganalisis kesehatan tegakan hutan.