ABSTRAK Mira Hayati
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Mira Hayati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi antara basa natrium atau
kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun umumnya
diproduksi menggunakan asam lemak atau minyak yang dapat dikonsumsi misalnya
minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak kacang tanah. Karakteristik
asam lemak atau minyak, jumlah soda kaustik (NaOH atau KOH), serta air akan
menentukan kualitas sabun. Sabun transparan adalah sabun berbentuk batang yang
memiliki karakteristik tembus pandang karena pengaruh penambahan agen transparan.
Penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan sabun dengan komposisi jenis
minyak yaitu minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak nyamplung serta
penambahan gliserin dan larutan gula pasir untuk memproduksi sabun padat transparan.
Karatkerisasi yang dilakukan terhadap sabun adalah uji transparansi sabun, uji kadar air,
uji kestabilan busa serta uji kekerasan sabun.
Hasil uji transparansi menunjukkan bahwa jenis minyak dengan penambahan
agen transparan yang memiliki nilai transparansi tinggi yaitu minyak campuran yang
terdiri dari 60% massa minyak kelapa sawit, 25% massa minyak kelapa serta 15% massa
minyak nyamplung dengan rasio penambahan gula terhadap gliserin 1:1, minyak kelapa
sawit dengan rasio penambahan gula terhadap gliserin 3:1, serta minyak kelapa dengan
rasio penambahan gula terhadap gliserin 1:2 dan 1:3. Kadar air yang terdapat dalam sabun
menurut standar SNI maksimal 15%. Sabun yang dihasilkan tidak memenuhi standar SNI
karena memiliki kadar air lebih tinggi. Kadar air sabun hasil percobaan yang memiliki
kadar air paling kecil adalah sabun bahan baku minyak kelapa sawit dengan rasio
penambahan gula terhadap gliserin dan kadar air 3:1 dengan nilai 30%.
Minyak dengan karakteristik busa yang stabil dan kekerasan yang tinggi adalah
minyak kelapa. Pembobotan dilakukan untuk menyeleksi kualitas sabun berdasarkan
karakterisasi yang dilakukan. Sabun transparan dengan kualitas baik dan memenuhi
kriteria adalah minyak kelapa sawit dengan rasio penambahan gula terhadap gliserin 2:1,
1:2 serta 1:3 dan minyak campuran yang terdiri dari 60% massa minyak kelapa sawit,
25% massa minyak kelapa serta 15% massa minyak nyamplung.