digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan Alternatif Cibubur/Transyogi merupakan jalan dengan tingkat kepadatan yang tinggi pada saat jam pergi dan pulang kantor. Perjalanan pelaku komuter di sepanjang jalan tersebut didominasi moda kendaraan pribadi menuju ke pusat kota. Hadirnya moda transportasi LRT yang dekat dari jalan Alternatif Cibubur menimbulkan pertanyaan dapatkah pelaku komuter berpindah ke moda LRT? Untuk dapat memindahkan penumpang dalam jumlah yang besar ke moda LRT diperlukan pemahaman akan perilaku komuter dalam moda kesehariannya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi perpindahan ke moda LRT berdasarkan karakteristik pelaku komuter dan perjalanan komuter dari kawasan permukiman Cibubur ke tujuan perjalanan. Untuk mencapai tujuan penelitian dimaksud, dilakukan survey kepada 250 pelaku komuter yang berdomisili di empat permukiman di sepanjang jalan Alternatif Cibubur. Survey dilakukan dengan teknik stated preference. Hasil survey dianalisis dengan menggunakan metode analisis biaya total perjalanan dan analisis binary logistic regression. Berdasarkan hasil kajian analisis biaya perjalanan diketahui bahwa moda angkutan umum (Bus dan Paratransit) adalah moda dengan total biaya perjalanan tertinggi dibandingkan dengan LRT dan Kendaraan Pribadi (Mobil dan Sepeda Motor). Hasil pemodelan dengan menggunakan regresi logistik didapatkan persamaan = -0,069 - 3,607 X8 – 0,000017 X10 + 5,952 X11d dimana variabel-variabel yang mempengaruhi adalah pendapatan dibawah Rp. 5 juta per bulan, biaya transportasi harian rata-rata dan tujuan perjalanan di CBD Kuningan. Probabilitas kesediaan pelaku komuter untuk berpindah ke moda LRT adalah sebesar 62,51 %.