Jalan Alternatif Cibubur/Transyogi merupakan jalan dengan tingkat kepadatan
yang tinggi pada saat jam pergi dan pulang kantor. Perjalanan pelaku komuter di
sepanjang jalan tersebut didominasi moda kendaraan pribadi menuju ke pusat
kota. Hadirnya moda transportasi LRT yang dekat dari jalan Alternatif Cibubur
menimbulkan pertanyaan dapatkah pelaku komuter berpindah ke moda LRT?
Untuk dapat memindahkan penumpang dalam jumlah yang besar ke moda LRT
diperlukan pemahaman akan perilaku komuter dalam moda kesehariannya. Tujuan
penelitian ini adalah mengkaji potensi perpindahan ke moda LRT berdasarkan
karakteristik pelaku komuter dan perjalanan komuter dari kawasan permukiman
Cibubur ke tujuan perjalanan.
Untuk mencapai tujuan penelitian dimaksud, dilakukan survey kepada 250 pelaku
komuter yang berdomisili di empat permukiman di sepanjang jalan Alternatif
Cibubur. Survey dilakukan dengan teknik stated preference. Hasil survey
dianalisis dengan menggunakan metode analisis biaya total perjalanan dan analisis
binary logistic regression. Berdasarkan hasil kajian analisis biaya perjalanan
diketahui bahwa moda angkutan umum (Bus dan Paratransit) adalah moda dengan
total biaya perjalanan tertinggi dibandingkan dengan LRT dan Kendaraan Pribadi
(Mobil dan Sepeda Motor). Hasil pemodelan dengan menggunakan regresi
logistik didapatkan persamaan = -0,069 - 3,607 X8 – 0,000017 X10 +
5,952 X11d dimana variabel-variabel yang mempengaruhi adalah pendapatan
dibawah Rp. 5 juta per bulan, biaya transportasi harian rata-rata dan tujuan
perjalanan di CBD Kuningan. Probabilitas kesediaan pelaku komuter untuk
berpindah ke moda LRT adalah sebesar 62,51 %.