digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Selat Makassar terbagi ke dalam tiga Cekungan besar yaitu Cekungan Kutei, Cekungan Selat Makassar Utara dan Cekungan Selat Makassar Selatan. Eksplorasi laut dalam di Cekungan Kutei telah mulai ramai dilakukan sejak 1996. Beberapa lapangan minyak dan gas ditemukan selama eksplorasi laut dalam. Eksplorasi laut dalam di Cekungan Selat Makassar Utara belum banyak dilakukan. Studi ini pada dasarnya bertujuan untuk menganalisis data geokimia dari beberapa sumur eksplorasi di daerah penelitian sehingga bisa diketahui potensi dan karakteristik batuan induk hidrokarbon di daerah tersebut. Langkah selanjutnya adalah membuat pemodelan untuk mengetahui penyebaran kematangan batuan induk di bagian Tengah Selat Makassar Utara. Hasil analisis laboratorium dari dua sumur eksplorasi yang telah dibor di daerah penelitian, memperlihatkan bahwa sampel mempunyai kadar kandungan karbon organik dari kadar kurang bagus sampai dengan sangat bagus. Sampel dari umur Pliosen dan umur akhir Miosen Atas menunjukkan golongan kerogen tipe III (gas prone kerogen), sementara sampel yang berasal dari awal Miosen Atas menunjukkan bahwa sampel bervariasi dari kerogen tipe III (gas prone kerogen) sampai kerogen tipe II (oil prone kerogen). Nilai potensial hidrokarbon dari sampel sumur-sumur eksplorasi ini menunjukkan bahwa sampel dari umur Pliosen dan umur akhir Miosen Atas mempunyai nilai potensial hidrokarbon yang rendah, sementara sampel dari umur awal Miosen Atas (sampel dari salah satu sumur bor eksplorasi) menunjukkan beberapa sampel yang mempunyai nilai potensial hidrokarbon dari cukup bagus sampai bagus. Pemodelan kematangan batuan induk di daerah penelitian menggunakan perangkat lunak pemodelan kematangan 1D dan perangkat lunak pemodelan kematangan 3D. Perangkat lunak 1D yang berfungsi untuk kalibrasi data dan membuat model kematangan 1D. Perangkat lunak 3D berfungsi untuk membuat model penyebaran kematangan secara 3D. ii Hasil pemodelan 3D kematangan batuan induk di daerah penelitian menunjukkan bahwa pada umur top akhir Miosen Tengah di daerah penelitian hampir seluruhnya belum matang. Hasil pemodelan pada umur top Miosen Tengah menunjukkan sebagian besar daerah barat sudah matang dan mulai memasuki jendela pembentukan minyak, sedangkan hasil pemodelan pada umur Oligosen Bawah menunjukkan sebagian besar daerah penelitian sudah matang, bagian barat sudah masuk daerah jendela pembentukan gas, bagian tengah dan timur sebagian besar sudah memasuki jendela pembentukan minyak. Hasil analisis kematangan batuan induk di tengah Selat Makassar Utara, menunjukkan bahwa batuan induk pada umur Oligosen dan Miosen Tengah di daerah ini telah cukup matang untuk menghasilkan hidrokarbon sehingga daerah penelitian di bagian tengah Selat Makassar Utara masih mempunyai potensi yang baik untuk penemuan hidrokarbon, sehingga masih sangat menarik untuk dieksplorasi lebih jauh.