Selat Makassar terbagi ke dalam tiga Cekungan besar yaitu Cekungan Kutei,
Cekungan Selat Makassar Utara dan Cekungan Selat Makassar Selatan.
Eksplorasi laut dalam di Cekungan Kutei telah mulai ramai dilakukan sejak 1996.
Beberapa lapangan minyak dan gas ditemukan selama eksplorasi laut dalam.
Eksplorasi laut dalam di Cekungan Selat Makassar Utara belum banyak
dilakukan.
Studi ini pada dasarnya bertujuan untuk menganalisis data geokimia dari beberapa
sumur eksplorasi di daerah penelitian sehingga bisa diketahui potensi dan
karakteristik batuan induk hidrokarbon di daerah tersebut. Langkah selanjutnya
adalah membuat pemodelan untuk mengetahui penyebaran kematangan batuan
induk di bagian Tengah Selat Makassar Utara.
Hasil analisis laboratorium dari dua sumur eksplorasi yang telah dibor di daerah
penelitian, memperlihatkan bahwa sampel mempunyai kadar kandungan karbon
organik dari kadar kurang bagus sampai dengan sangat bagus. Sampel dari umur
Pliosen dan umur akhir Miosen Atas menunjukkan golongan kerogen tipe III (gas
prone kerogen), sementara sampel yang berasal dari awal Miosen Atas
menunjukkan bahwa sampel bervariasi dari kerogen tipe III (gas prone kerogen)
sampai kerogen tipe II (oil prone kerogen). Nilai potensial hidrokarbon dari
sampel sumur-sumur eksplorasi ini menunjukkan bahwa sampel dari umur Pliosen
dan umur akhir Miosen Atas mempunyai nilai potensial hidrokarbon yang rendah,
sementara sampel dari umur awal Miosen Atas (sampel dari salah satu sumur bor
eksplorasi) menunjukkan beberapa sampel yang mempunyai nilai potensial
hidrokarbon dari cukup bagus sampai bagus.
Pemodelan kematangan batuan induk di daerah penelitian menggunakan
perangkat lunak pemodelan kematangan 1D dan perangkat lunak pemodelan
kematangan 3D. Perangkat lunak 1D yang berfungsi untuk kalibrasi data dan
membuat model kematangan 1D. Perangkat lunak 3D berfungsi untuk membuat
model penyebaran kematangan secara 3D.
ii
Hasil pemodelan 3D kematangan batuan induk di daerah penelitian menunjukkan
bahwa pada umur top akhir Miosen Tengah di daerah penelitian hampir
seluruhnya belum matang. Hasil pemodelan pada umur top Miosen Tengah
menunjukkan sebagian besar daerah barat sudah matang dan mulai memasuki
jendela pembentukan minyak, sedangkan hasil pemodelan pada umur Oligosen
Bawah menunjukkan sebagian besar daerah penelitian sudah matang, bagian barat
sudah masuk daerah jendela pembentukan gas, bagian tengah dan timur sebagian
besar sudah memasuki jendela pembentukan minyak.
Hasil analisis kematangan batuan induk di tengah Selat Makassar Utara,
menunjukkan bahwa batuan induk pada umur Oligosen dan Miosen Tengah di
daerah ini telah cukup matang untuk menghasilkan hidrokarbon sehingga daerah
penelitian di bagian tengah Selat Makassar Utara masih mempunyai potensi yang
baik untuk penemuan hidrokarbon, sehingga masih sangat menarik untuk
dieksplorasi lebih jauh.
Perpustakaan Digital ITB