digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Anugrah Erick Eryantono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Masyarakat dunia termasuk Indonesia masih mengandalkan energi tak terbarukan untuk memenuhi kebutuhannya. Penggunaan energi yang tidak efisien akan menyebabkan cadangan energi tak terbarukan cepat habis. Salah satu cara penghematan energi adalah dengan melakukan audit energi. Rata-rata penggunaan energi hotel di Indonesia mencapai 260 kWh/m2 per tahun. Nilai tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata penggunaan energi hotel di Jepang yang bernilai 170 kWh/m2 per tahun. Oleh karena itu, audit energi di Hotel Novotel Bandung dijadikan studi kasus dalam tugas sarjana ini. Proses audit energi terdiri dari tiga bagian utama yaitu audit energi awal, audit energi rinci dan implementasi & pengawasan. Audit energi awal dilakukan dengan pemeriksaan dokumen penggunaan energi hotel tahun 2011. Sedangkan audit energi rinci dilakukan dengan pemeriksaan langsung penggunaan energi hotel di lapangan. Audit energi awal menghasilkan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) historis hotel sebesar 205,4 kWh/m2 per tahun. Dari audit energi rinci didapat nilai IKE sebesar 213,27 kWh/m2 per tahun. Rekomendasi pengurangan IKE antara lain menurunkan temperatur pengembunan mesin pendingin hingga temperatur dan tekanan di sisi keluar kompresor menjadi 44- 45oC dan 12,5 bar, mengurangi durasi pengoperasian AHU/FCU, mengganti sistem pemanas air dan mengganti lampu jenis TL-D di hotel dengan lampu jenis T5. Jika rekomendasi tersebut diterapkan akan didapat keuntungan sebesar Rp446.369.359,00 per tahun dari sektor tata pengondisian udara, payback period 0,47 tahun untuk pengadaan pompa kalor pemanas air (templifier) dan keuntungan sebesar Rp164.889.600,00 per tahun serta payback period 1,82 tahun untuk penggantian beberapa lampu hotel.