Siklooksigenase merupakan enzim yang berperan dalam sintesis berbagai jenis prostanoid
(prostaglandin, prostasiklin, tromboksan) yang dapat menyebabkan inflamasi. Secara tradisional,
kaliks rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah digunakan
untuk mengurangi radang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efek antiinflamasi dari
dosis tunggal maupun dosis kombinasi dari ekstrak air tempuyung dan rosela. Pada studi ini,
digunakan enam kelompok tikus wistar jantan yang diinduksi karagenan 1% pada telapak kaki
secara intraplantar dimana 30 menit sebelumnya telah diberikan suspensi CMC-Na 1% (kontrol),
ibuprofen 40 mg/kg bb (pembanding), dosis tunggal 80 mg/kg bb dari ekstrak tempuyung dan
rosela, dosis kombinasi 80-80 mg/kg bb serta kombinasi 40-40 mg/kg bb dari ekstrak tempuyung
dan rosela per oral sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Pengukuran volume kaki tikus
dilakukan pada T0 ,T30, T60, T90, T120, T150, dan T180 menggunakan pletismometer. Hasil penelitian
menunjukkan efek antiinflamasi dimiliki oleh setiap ekstrak uji dengan berbagai dosis (p<0,05)
jika dibandingkan dengan kontrol sejak T30. Persentase inhibisi radang pada T180 jika dibandingkan
dengan kontrol berturut-turut dari dosis tunggal tempuyung dan rosela serta dosis kombinasi
80-80 mg/kg bb dan 40-40 mg/kg bb adalah 26,28%, 29,37%, 43,62%, dan 32,40%. Tidak terdapat
perbedaan signifikan dalam pengunaan dosis tunggal atau kombinasi (p>0,05). Berdasarkan
persentase inhibisi radang, seluruh ekstrak dengan berbagai dosis menunjukkan efek
antiinflamasi jika dibandingkan dengan kontrol dan aktivitas antiinflamasi terbaik ditunjukkan
oleh dosis kombinasi 80-80 mg/kg bb dari ekstrak tempuyung dan rosela serta tidak ada
pengaruh penggunaan dosis tunggal atau kombinasi terhadap aktivitas antiinflamasi.