digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

JURNAL Medina Savira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Saat ini, pemerintah kabupaten/kota biasa melakukan upaya branding tempat untuk meningkatkan daya saing kawasan. Salah satu ruang perkotaan yang mengalami proses branding adalah Kawasan Cibadak. Pemerintah Kota Bandung berupaya melakukan branding tempat di Kawasan Cibadak sebagai china town. Proses mengkomunikasikan brand menjadi proses yang paling penting dalam upaya branding tempat. Harapannya proses tersebut mampu mengkonstruksi citra brand yang sesuai dengan keinginan pemerintah. Dalam penelitian ini, penulis berargumen bahwa konsep produksi ruang dapat digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi brand yang terjadi. Identitas brand yang diinginkan oleh pemerintah akan tertuang dalam representasi ruang. Lalu dilakukan proses komunikasi brand sehingga masyarakat mampu mempersepsikan citra brand. Masyarakat akan menerima citra brand berdasarkan persepsi masyarakat mengenai praktik spasial dan ruang representasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara proses komunikasi brand dengan produksi ruang di Kawasan Cibadak. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat kontradiksi antara persepsi masyarakat dengan rencana yang dibayangkan oleh pemerintah. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan antara citra yang diterima masyarakat dengan identitas yang diinginkan oleh pemerintah. Pemerintah ingin mempersepsikan Kawasan Cibadak sebagai china town yang dimiliki Kota Bandung. Sementara itu, persepsi yang dimiliki masyarakat adalah Kawasan Cibadak sebagai wisata kuliner malam hari dan pusat perdagangan grosir saat siang hari. Perbedaan antara identitas brand yang diinginkan oleh pemerintah dengan citra brand yang diterima oleh masyarakat mungkin dikarenakan proses komunikasi brand yang dilakukan oleh pemerintah tidak berjalan dengan baik. Citra brand menjadi hal yang penting untuk dikonstruksi karena citra brand menjadi salah satu faktor penentu masyarakat dalam menentukan suatu pilihan. Walaupun pemerintah telah berupaya mengkomunikasikan brand yang diinginkan, masyarakat hanya akan melihat hasil akhir berupa citra brand. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses produksi ruang yang terjadi di Kawasan Cibadak belum berhasil mengkonstruksi citra brand di mata masyarakat sesuai dengan identitas brand yang diinginkan oleh pemerintah.