Stall merupakan salah satu kejadian abnormal dalam penerbangan yang diketahui
dapat mengakibatkan kecelakaan fatal jika pilot tidak bisa mengatasi situasi kritis
tersebut. Kesiapan pilot dalam menghadapi stall didapatkan dari pelatihan kejadian
abnormal yang selama ini telah banyak dilakukan oleh institusi pelatihan pilot.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas pelatihan pilot
saat menghadapi stall yang di antaranya dikaitkan dengan kondisi antisipatif pilot
yaitu apakah pilot sebelumnya sudah mengetahui akan terjadinya stall dalam
pelatihan. Penelitian tersebut menganggap efektivitas pelatihan stall tercapai jika
performansi antara pilot yang berada dalam keadaan antisipatif maupun surprised
dapat dikategorikan baik berdasarkan kriteria performansi tertentu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi antisipatif pilot terhadap performansi
pilot saat menghadapi stall serta beberapa kondisi human factor lainnya seperti
stress dan durasi tidur satu malam sebelumnya dengan parameter performansi
losing altitude dan recovery time. Sebanyak 18 responden dibagi ke dalam dua
kelompok yaitu surprised dan anticipated terhadap skenario stall. Para responden
tersebut melalui uji tingkat stress sebelum simulasi terbang dan dilanjutkan dengan
menjalani simulasi terbang yang memuat skenario stall di dalamnya. Berdasarkan
hasil penelitian, kondisi surprised dan anticipated pilot serta durasi tidur
berpengaruh terhadap performansi pilot dalam menghadapi stall. Pilot yang sudah
mengantisipasi terjadinya stall memiliki peluang lebih besar untuk memiliki
performansi lebih baik. Selain itu pilot dengan durasi tidur lebih dari enam jam juga
cenderung memiliki performansi yang lebih baik dalam menghadapi stall.