digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook karya

Tesis
PUBLIC Open In Flipbook karya

Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) menetapkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sejak 14 Agustus 2014 yang ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. GNNT bertujuan agar masyarakat dapat mengurangi penggunaan uang tunai. Uang elektronik (e-money) berjenis smart card diperkenalkan pada tahun 2007. Data dari Bank Indonesia hingga bulan Maret 2019 menyebutkan bahwa jumlah peredaran uang elektronik mencapai 199,17 juta kartu, dengan total nominal transaksi sebanyak 89 triliun rupiah. Data tersebut menunjukkan peningkatan sejak tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan e-money. BI telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai keamanan e-money sejak tahun 2009. Prinsip confidentiality PBI mensyaratkan data transaksi dan pengguna harus anonim agar dapat mencegah terjadinya tindakan kriminal. Pada prinsip integrity, data koin pada e-money dapat disalin yang menghasilkan double spending, yakni penggunaan sebuah koin elektronik yang sama dan digunakan lebih dari sekali. Anonimitas dan double spending merupakan celah keamanan utama pada e-money. Teknologi Blockchain muncul pada tahun 2008 melalui mata uang digital Bitcoin. Blockchain dapat mencegah double spending dengan melakukan validasi data melalui jaringan peer-to-peer (P2P). Blockchain juga menyediakan anonimitas menggunakan fungsi hash SHA-256. Blockchain dapat diterapkan dalam pengembangan platform komputasi layanan. Dalam komputasi layanan, platform merupakan fondasi perangkat lunak untuk membangun aplikasi dan menyediakan layanan yang dapat digunakan oleh pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan platform e-money berjenis smart card menggunakan service computing system engineering framework dengan menerapkan blockchain sebagai bagian dari layanan. Evaluasi desain layanan berdasarkan prinsip SOA menunjukkan bahwa prinsip SOA telah terpenuhi. Hasil evaluasi dengan parameter seperti coupling factor sebesar 0.008 (dapat dianggap loosely coupled), cohesion factor sebesar 0.73 (dapat dianggap high cohesion), complexity factor sebesar 0.0109 (dapat dianggap tingkat kompleksitas rendah), dan reusability factor sebesar 2.3 (dianggap resuable). Pengujian prototipe pada fungsionalitas blockchain menunjukkan 100% fungsionalitas prototipe berjalan dengan baik. Selain itu, hasil pengujian validasi blockchain menunjukkan bahwa validasi dapat mencegah terjadinya double spending dengan membatalkan data transaksi yang korup.