Terdapat suatu bentuk kegagalan yang ditemukan yaitu keretakan pada
bagian dalam rotary dryer, tepatnya disekitar sambungan lasan shell dengan
sekat-sekat, retakan ini menunjukan kegagalan lelah. Untuk mencegah dan
menghindari kegagalan yang sama terulang kembali maka perlu dilakukan studi
analisis untuk mencari akar penyebab kegagalan rotary dryer. Melalui studi ini
diharapkan fenomena retakan dapat dipahami dan diharapkan akar penyebab
terjadinya fenomena retakan ini dapat diketahui. Tujuan akhir yang diharapkan
adalah alternatif penanganan terhadap fenomena kegagalan rotary dryer dan
memberikan rekomendasi mengenai langkah pencegahan yang diperlukan.
Dalam penulisan ini dilakukan studi pustaka mengenai kegagalan dan
penyebab kegagalan pada rotary dryer. Analisis pembebanan dan tegangan yang
terjadi juga dilakukan untuk mendapatkan performa rotary dryer pada kondisi
pembebanan normal. Beban yang digunakan adalah beban maksimum sebesar
20 ton. Putaran yang dilakukan dalam analisis numerik ini adalah per 30
,
dimana satu siklus adalah 360
0
. Pada setiap putaran tersebut didapatkan tegangan
dan regangan pada titik yang sama, kemudian tegangan diskalakan untuk
dimasukkan dalam histori data pada bagian fatigue ansys workbench 12.
Hasil analisis dengan menggunakan analisis numerik didapatkan
tegangan maksimum sebesar 42,21 MPa di atas kekuatan lelah (20 MPa),
sehingga umurnya terbatas. Dimana didapatkan umur dari alat tersebut sebesar
9,3 tahun. Yang mana aktualnya kegagalan yang terjadi pada umur 8 tahun.
Padahal alat ini direncanakan umurnya selama 20 tahun. Setelah dilakukan
perbaikan, untuk mencegah kegagalan tidak terulang lagi dilakukan pengurangan
beban menjadi 17 ton. Dimana pada beban tersebut didapat umurnya sebesar
15 tahun.
Terdapat suatu bentuk kegagalan yang ditemukan yaitu keretakan pada
bagian dalam rotary dryer, tepatnya disekitar sambungan lasan shell dengan
sekat-sekat, retakan ini menunjukan kegagalan lelah. Untuk mencegah dan
menghindari kegagalan yang sama terulang kembali maka perlu dilakukan studi
analisis untuk mencari akar penyebab kegagalan rotary dryer. Melalui studi ini
diharapkan fenomena retakan dapat dipahami dan diharapkan akar penyebab
terjadinya fenomena retakan ini dapat diketahui. Tujuan akhir yang diharapkan
adalah alternatif penanganan terhadap fenomena kegagalan rotary dryer dan
memberikan rekomendasi mengenai langkah pencegahan yang diperlukan.
Dalam penulisan ini dilakukan studi pustaka mengenai kegagalan dan
penyebab kegagalan pada rotary dryer. Analisis pembebanan dan tegangan yang
terjadi juga dilakukan untuk mendapatkan performa rotary dryer pada kondisi
pembebanan normal. Beban yang digunakan adalah beban maksimum sebesar
20 ton. Putaran yang dilakukan dalam analisis numerik ini adalah per 30
,
dimana satu siklus adalah 360
0
. Pada setiap putaran tersebut didapatkan tegangan
dan regangan pada titik yang sama, kemudian tegangan diskalakan untuk
dimasukkan dalam histori data pada bagian fatigue ansys workbench 12.
Hasil analisis dengan menggunakan analisis numerik didapatkan
tegangan maksimum sebesar 42,21 MPa di atas kekuatan lelah (20 MPa),
sehingga umurnya terbatas. Dimana didapatkan umur dari alat tersebut sebesar
9,3 tahun. Yang mana aktualnya kegagalan yang terjadi pada umur 8 tahun.
Padahal alat ini direncanakan umurnya selama 20 tahun. Setelah dilakukan
perbaikan, untuk mencegah kegagalan tidak terulang lagi dilakukan pengurangan
beban menjadi 17 ton. Dimana pada beban tersebut didapat umurnya sebesar
15 tahun.
Kata kunci : kegagalan lelah rotary dryer, shell, sekat-sekat