Air merupakan salah satu sumber daya yang ketersediaannya semakin berkurang.
Ketersediaan air bukan hanya terkait kuantitas air yang tidak bertambah, namun
kualitas air yang juga semakin menurun. Kondisi ini sangat bertolak belakang
dengan peningkatan kebutuhan air bersih yang terus meningkat seiring laju
pertumbuhan populasi penduduk dunia. Di tengah krisis air ini, kampus ITERA
memiliki salah satu sumber air berupa sumur mata air yang terus mengalirkan air
meskipun pada musim kemarau. Untuk memastikan keberlanjutan dan keberadaan
sumur mata air, maka perlu dilakukan upaya konservasi sumber daya air. Upaya
konservasi sumber daya air yang dilakukan tidak hanya sebatas menjaga kondisi
sumur mata air, namun juga dengan mengolah limbah cair domestik yang akan
menjadi salah satu sumber air.
Perancangan ini berfokus pada jaringan ruang terbuka biru; terutama danau
buatan, sebagai upaya konservasi sumber daya air yang akan diintegrasikan
dengan keberadaan lanskap kampus ITERA. Lanskap kampus merupakan area
multifungsi, yang digunakan sebagai area akademik, rekreasi dan sosialisasi para
pengguna kampus. Jaringan ruang terbuka terdiri dari kolam mata air, aliran air,
danau buatan, bioretention ponds dan sistem lahan basah buatan (constructed
wetland). Lanskap sebagai ruang terbuka kampus dapat menjadi wadah
penampungan air di musim hujan, yang akan dimanfaat sebagai sumber air di
musim kering.
Survey lapangan dilakukan untuk lebih memahami kondisi tapak dan fitur-fitur
lanskap yang ada pada area perancangan. Kajian dan studi literatur pustaka juga
dilakukan untuk mengetahui data-data yang tidak diperoleh melalui kunjungan
lapangan. Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menyusun
konsep-konsep rancangan. Proses analisis, penyusunan konsep dan
pengembangan rancangan dilakukan secara berulang-ulang. Hasil rancangan yang
diperoleh berupa rencana tapak, detail area taman mata air, detail area klaster
rektorat serta area perpustakaan, museum & hall of fame, dan rencana skematik
pengolahan limbah cair.