digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanjung Papuma merupakan kawasan wisata tanjung pantai yang terletak 37 Km di sebelah selatan Kota Jember, Jawa Timur. Tapak seluas kurang lebih 50 Ha ini terletak di desa Lojejer, kecamatan Wuluhan. Kawasan wisata pantai ini dibuka pada tahun 2006 dan memiliki objek wisata gugusan batu karang besar yang berbentuk pulau-pulau kecil mengelilingi pantai dan menciptakan panorama pemandangan indah. Sejak tahun 2013, terjadi kenaikan pengunjung Kawasan Wisata Tanjung Papuma sekitar 10% per-tahunnya. Pada tahun 2015, total pengunjung yang datang ke Tanjung Papuma sebanyak 283.831 orang dengan rata-rata 25 ribu pengunjung per-bulannya. Kenaikan popularitas kawasan wisata Tanjung Papuma tidak selaras dengan perancangan dan pengelolaannya. Situasi ini akan berujung pada degradasi nilai ekologi kawasan karena tertekan oleh ramainya pengunjung. Keadaan ini akan mengancam ekosistem pantai sehingga dalam pengembangan kawasan perlu adanya penentuan daya dukung optimum. Menentukan daya dukung tiap area fungsi dapat menggunakan Formula Area Rekreasi dimana Daya Dukung Optimum (D) suatu area adalah jumlah luas wilayah (y) yang dipengarui Turnover Factor (TF) dibagi dengan standar Area per-orang (A). Formula demikian mendapatkan angka Total Daya Dukung Optimum sebanyak 660 orang dari luas wilayah kawasan wisata 50 Ha. Konsep ekowisata yang akan dikembangkan berbasis spektrum ekowisata Structured Ecotourism, dimana Structured Ecotourism merupakan kombinasi Soft Ecotourism (tipe ekowisata yang toleran terhadap lingkungan rendah) dan Hard Ecotourism (tipe ekowisata yang toleran terhadap lingkungan tinggi). Melalui pendekatan spektrum ekowisata Structured Ecotourism, pengembangan konsep perancangan disusun dalam 5 skema, yaitu Skema zona Soft Ecotourism dan Hard Ecotourism, Skema fungsi ruang dan daya dukung, Skema konektivitas dan sirkulasi, Skema vegetasi dan Skema hidrologi. Melalui pengembangan spektrum ekowisata Structured Ecotourism, hasil perancangan terdiri dari Zona Soft Ecotourism dan Zona Hard Ecotourism. Zona Soft Ecotourism terdiri dari area parkir, area pantai, area kuliner, area kolam renang dan area penginapan. Sedangkan Zona Hard Ecotourism terdiri dari area hutan pantai, area skywalk, area hiking,area glamping dan area sitinggil. Zona Soft Ecotourism merupakan zona yang memiliki tingkat toleransi yang rendah antara pengunjung dengan lingkungan alam sehingga tingkat keramaian akan lebih tinggi daripada Zona Hard Ecotourism. Area parkir memiliki kapasitas parkir 80 slot untuk kendaraan roda empat dan 160 slot untuk kendaraan roda dua. Area pantai terdiri dari dua area yaitu area pantai sebelah timur dan sebelah barat. Area kuliner adalah tempat pengunjung mendapatkan hidangan laut lokal sambil berekreasi di area kolam renang karena areanya bersebelahan. Perlu diketahui bawa area kolam renang menggunakan air laut sebagai elemen airnya. Pengunjung pun dapat bermalam di area penginapan yang menghadap ke barat sehingga pengunjung mendapatkan pemandangan matahari terbenam. Zona Hard Ecotourism merupakan zona yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap lingkungan alam sehingga pengunjung akan dibatasi akses masuknya. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam di dalam hutan pantai dengan menggunakan fasilitas skywalk. Pengunjung dapat melakukan kegiatan hiking sambil melihat satwa liar seperti Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) dan Biawak (Varanus salvator). Area Sitinggil merupakan atraksi terbaik Tanjung Papuma karena pengunjung dapat melihat panorama lanskap pantai secara maksimal. Pengunjung juga dapat bermalam di Area Glamping dimana merupakan opsi lain dalam melakukan kegiatan bermalam selain Area Penginapan. Perlu diketahui bahwa Glamping atau Glamour Camping adalah tenda kemah permanen dengan fasilitas mewah namun masih dalam standarisasi ramah lingkungan