Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan satu dari beberapa penyakit
yang laju penyebarannya sangat tinggi dan memiliki periode infeksi yang relatif
lama. Hal ini ditunjukkan dengan hampir lima puluh persen dari individu yang
melakukan hubungan dengan penderita kemudian ditemukan juga terinfeksi SARS.
Sedangkan periode infeksi yang relatif lama, mencapai 30 hari, dapat menyebabkan
proses penyebaran menjadi semakin cepat setiap harinya. Sehingga diperlukan analisis
yang baik untuk mekanisme pengambilan tindakan pada penyakit SARS.
Menurut WHO, salah satu analisis yang baik untuk mekanisme pengambilan tindakan
terhadap penyebaran penyakit adalah dengan menganalisis model matematika.
Beberapa model matematika telah dibangun menggunakan sistem persamaan
diferensial biasa berikut pengembangannya. Dalam penelitian ini, kombinasi dari
model epidemi SEIR dengan cellular automata (CA) atau disebut dengan model
SEIR-CA digunakan untuk menganalisis fenomena penyebaran penyakit SARS di
Hong Kong pada tahun 2003. Fenomena ini dipilih karena sesuai dengan asumsi
yang diberikan pada model, yaitu, memiliki periode inkubasi, dapat tersebar melalui
hubungan langsung dan tidak langsung, serta belum dipengaruhi oleh parameter lain
seperti tindakan pencegahan berupa pemberian vaksin.
Kombinasi model epidemi SEIR dengan CA memungkinkan adanya penyebaran
penyakit dari suatu wilayah ke wilayah lain melalui suatu hubungan tidak langsung
yang digambarkan sebagai mekanisme transisi dalam sistem pertetanggaan
CA. Pada penelitian ini diusulkan perbaikan parameter pengaruh pertetanggaan
pada model yang muncul akibat perbedaan jumlah individu pada masing-masing
wilayah. Hasil simulasi setelah perbaikan parameter pada model menunjukkan
bahwa model SEIR-CA yang dibangun berjalan dengan baik untuk populasi dengan
sebaran individu seragam maupun acak.Model SEIR-CA yang telah diperbaharui tersebut kemudian diuji dengan parameter
yang diperoleh dari data penyebaran penyakit SARS di Hong Kong pada tahun
2003 dengan sebaran populasi yang dimunculkan secara acak. Hasil simulasi menunjukkan
kemiripan pola grafik pertumbuhan individu terinfeksi dengan data sebenarnya.
Tetapi terjadi perluasan pada grafik hasil simulasi yang dilakukan dari data
sebenarnya.
Selain uji model terhadap data penyebaran penyakit SARS di Hong Kong pada
tahun 2003, dalam penelitian ini juga diusulkan pemberian mekanisme kendali pada
model berupa vaksinasi. Pada penelitian ini, vaksin diberikan dengan rasio tetap setiap
harinya dengan lama waktu yang berbeda-beda. Hasil simulasi menunjukkan
bahwa, semakin lama periode vaksinasi semakin sedikit pula individu yang terinfeksi
SARS. Selain itu, semakin cepat tindakan dilakukan dapat mencegah penyebaran
penyakit SARS ke wilayah-wilayah lainnya