Vortex merupakan gerakan spiral dari
uida yang disebabkan oleh aliran turbulen.
Tesis ini membahas tentang analisis dinamika vortex bawah laut dalam kasus
perambatan tsunami. Di samping itu, kami menyelediki efek penambahan faktor
turbulensi terhadap perilaku perambatan tsunami dan dinamika vortexnya. Kami
menggunakan metode lattice-Boltzmann dengan aproksimasi Bhatnagar-Gross-
Krook (BGK), metode khusus penanganan permukaan bebas, dan model turbulen
Smagorinsky untuk menangani aliran turbulen. Hasil simulasi menunjukkan nilai
konstanta Smagorinsky yang lebih besar dapat mereduksi turbulensi karena adanya
penambahan viskositas yang lebih besar. Di samping itu, kedalaman laut yang lebih
besar dari amplitudo gelombang awal juga dapat mereduksi turbulensi. Turbulensi
menyebabkan dinamika vortex bawah laut dan perubahan ketinggian air yang tidak
beraturan. Terumbu karang dapat meredam laju aliran vortex berdiameter besar
yang bergerak menuju pantai. Amplitudo gelombang awal paling tinggi dalam simulasi
ini menghasilkan ketinggian air di pantai 15.5 meter dengan waktu tempuh
250 detik. Tanggul dengan ketinggian 10 meter berhasil mereduksi ketinggian air
sampai 2.5 meter di lokasi 300 meter dari garis pantai, mereduksi daerah genangan
pantai sampai 173 meter, dan menunda waktu tempuh gelombang selama 5.4 detik.