Laju regangan merupakan laju deformasi yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja
pada suatu material sehingga laju regangan mempengaruhi kekuatan dari material
tersebut. Pada pengujian material berdasarkan laju regangan, semakin tinggi laju
regangan maka akan menghasilkan kekuatan material yang semakin tinggi.
Material kayu sebagai material anisotropik, memiliki perilaku yang kompleks. Pada
literatur yang ada, data mekanik kayu umumnya hanya tersedia pada kondisi
pembebanan statik. Sementara data untuk kondisi pembebanan dinamik dan
impulsif masih sulit didapatkan dari literatur. Salah satu alat yang dapat mengetahui
perilaku mekanik pada kondisi dinamik dan impulsif ini adalah alat Split Hopkinson
Pressure Bar (SHPB). Pengujian SHPB merupakan pengujian pada laju regangan
tinggi dengan besaran laju regangan dari 1000 – 10000/s.
Pengujian dilakukan pada spesimen kayu spruce (picea abies) dan kayu jati (tectona
grandis) diarah sejajar serat (longitudinal) dan tegak lurus serat (transversal).
Spesimen kayu ini dipilih karena spesimen-spesimen tersebut mewakili kayu lunak
dan kayu keras. Spesimen berbentuk silinder dengan diameter 20 mm serta tinggi
20 mm dan 24 mm. Sedangkan untuk material batang-batang SHPB, digunakan
material baja untuk pengujian arah longitudinal masing-masing spesimen serta arah
transversal spesimen kayu jati dan material akrilik/PMMA (polymethyl
methacrylate) untuk pengujian arah transversal spesimen kayu spruce. Dimensi
batang-batang memiliki diameter sebesar 25 mm dan panjang 1250 mm untuk
batang incident dan transmission dan 375 mm untuk batang striker. Pengujian
dilakukan pada laju regangan antara 1800/s hingga 2900/s.
Penelitian secara numerik dilakukan menggunakan metoda elemen hingga dengan
bantuan perangkat lunak untuk mensimulasikan material kayu dalam kondisi laju
regangan tinggi. Simulasi material batang-batang SHPB menggunakan jenis
pemodelan elastik sedangkan simulasi material kayu menggunakan tipe material
honeycomb. Kontak antar bagian-bagian alat SHPB disimulasikan dengan jenis
kontak automatic surface to surface sebagai kontak saat terjadi tumbukan antara
dua permukaan dan kontak constraint nodes to surface untuk menghindari
permukaan kontak yang satu menembus permukaan kontak yang lainnya. Hasil
simulasi numerik divalidasi dengan hasil eksperimen.
Pada simulasi numerik, dilakukan pembesaran kecepatan tembak dari kecepatan
tembak eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan besaran laju regangan
yang menyerupai hasil dari eksperimen. Dengan pembesaran kecepatan tembak
pada simulasi numerik arah longitudinal dan transversal (tangensial dan radial)
pada kayu spruce dan jati menghasilkan nilai selisih tegangan leleh kurang dari 10%
dibandingkan dengan hasil eksperimen.