digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan kawasan perumahan telah meningkat dengan pesat khususnya di Kota Bandung. Perkembangan ini ditandai oleh ketidakseimbangan antara area resapan dengan banyaknya area tutupan lahan bangunan dan perkerasan. Ketersediaan ruang resapan yang masih sedikit mengurangi kualitas ekologi kawasan perumahan dan urban. Hal ini didukung dengan kualitas koridor hijau jalan di Bandung Selatan yang masih belum terencana dengan baik. Tingginya penggunaan perkerasan baik di koridor jalan perumahan ataupun di taman-taman akan meningkatkan limpasan air hujan yang berdampak pada permukaan. Limpasan air hujan yang jatuh pada permukaan jalan telah mengandung polutan yang berasal dari kendaraan dan jalur pejalan kaki. Sistem drainase yang terdapat pada kawasan perkotaan berupa drainase beton, mendorong terjadinya aliran air secara langsung menuju sungai. Drainase yang dialirkan langsung menuju sungai akan mencemari kualitas airnya karena telah bercampur polutan dan dapat merusak tatanan ekosistem sungai. Selain permasalahan tercemarnya air sungai hal ini juga akan menyebabkan terjadinya banjir karena meningkatnya debit air sungai pada kawasan yang lebih rendah. Sempadan sungai yang menjadi potensi untuk mengurangi limpasan air yang langsung menuju ke sungai tidak bekerja dengan baik pada Kawasan Suryalaya, Buah Batu. Sempadan sungai yang difungsikan sebagai area resapan dan pembibitan direvitalisasi menjadi RTH non hijau. Hal ini akan mengakibatkan bertambahnya debit air sungai karena air tidak dapat diresapkan oleh permukaan tanah. Perancangan area sempadan sungai yang baik dapat dimanfaatkan sebagai penyeimbang antara kebutuhan manusia terhadap ruang hijau dengan lingkungan. Jejaring hijau merupakan alternatif desain terhadap penyediaan RTH yang mulai sulit untuk ditemukan akibat meningkatnya lahan tertutup bangunan. Jejaring Hijau juga menyediakan jaringan koridor bagi ekosistem untuk saling mendukung satu sama lain melalui hubungan patch dan corridor. Sistem jejaring hijau juga menambah area resapan sebagai bagian dari sistem drainase. Bagian terpenting dari perancangan jejaring hijau adalah dengan mengidentifikasi kawasan perumahan dan sempadan melalui analisis jejaring hijau yang membahas potensi dan kondisi rancangan, analisis jejaring hidrologi yang membahas segala permasalahan dengan air, dan analisis jenis perumahan berdasarkan peraturan KDH yang berfungsi untuk menambah ruang hijau pada setiap kapling rumah. Perancangan menggunakan pendekatan jejaring hijau dan berbasis penegakan peraturan pemerintah untuk dapat memaksimalkan jumlah area ruang hijau yang diinginkan. Fokus utama pada konsep desain untuk menambah area hijau dan mengurangi air pada kawasan rancangan. Dengan dirancangnya sebuah jejaring hijau pada area ini diharapkan terciptanya koridor jaringan hijau jalan yang tidak terputus dan dapat saling terhubung sehingga dapat memenuhi kebutuhan ruang hijau bagi masyarakat sekitar dengan nilai ekologis.