digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 4 Theo Syamuda
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


COVER Theo Syamuda
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Theo Syamuda
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Theo Syamuda
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Theo Syamuda
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Erosi merupakan peristiwa terlepasnya partikel tanah dari suatu tempat ke tempat lain akibat terbawa air maupun angin. Secara umum, laju erosi pada suatu kawasan dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan manajemen tanah. Setiap tipe Land Use/Land Cover (LU/LC) memiliki laju erosi yang berbeda bergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi. Kawasan Situ Ciseupan berbatasan dengan kawasan konservasi dan diharapkan berfungsi sebagai kawasan lindung, namun masyarakat setempat memanfaatkan kawasan sebagai lahan untuk kegiatan agrikultur. Karakter tersebut mengakibatkan kawasan Situ Ciseupan termasuk dalam daerah yang rentan terhadap peristiwa erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi laju kehilangan tanah pada Kawasan Situ Ciseupan berdasarkan kondisi terkini dan beberapa kondisi hipotesa. Laju kehilangan tanah dalam kondisi hipotesa disimulasikan berdasarkan lima jenis Land Use/Land Cover (LU/LC) hipotesa. Laju kehilangan tanah didapatkan dari analisis spasial dengan skema Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE). Nilai akhir RUSLE merupakan hasil dari perkalian lima faktor yang mewakili faktor-faktor yang mempengaruhi erosi. Nilai akhir RUSLE merupakan besar laju erosi pada setiap titik di kawasan Situ Ciseupan dengan satuan ton/ha/tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju kehilangan tanah pada kondisi tipe LU/LC terkini di Kawasan Situ Ciseupan adalah 35,3 ton/ha/tahun, terdiri dari area dengan kelas erosi ringan seluas 76,5%, kelas erosi sedang seluas 10,4%, erosi tinggi seluas 6,3%, erosi sangat tinggi seluas 5,6%, dan erosi parah seluas 1,3%. Lahan dengan kelas erosi sangat tinggi dan parah berkontribusi sebesar 64,71% dari total kehilangan tanah yang terjadi pada kawasan Situ Ciseupan. Untuk simulasi, dibuat lima kondisi tipe lahan yang mengasumsikan kondisi lahan seluruhnya (100%) berupa masing-masing lahan terbuka, pemukiman, padang rumput, agrikultur, dan tegakan hutan. Laju kehilangan tanah terendah didapat dari hasil simulasi menggunakan tipe lahan hipotesa hutan dengan rata-rata sebesar 2 ton/ha/tahun, sedangkan tipe lahan hipotesa lahan terbuka menghasilkan kawasan dengan laju kehilangan tanah tertinggi bernilai 410 ton/ha/tahun. Besar laju kehilangan tanah pada Kawasan Situ Ciseupan akan meningkat 1163% jika 100% LU/LC lahan kondisi terkini diubah menjadi lahan terbuka, meningkat 873% jika 100% LU/LC terkini diubah menjadi pemukiman, meningkat 520% jika 100% diubah menjadi padang rumput, meningkat 317% jika 100% diubah menjadi agrikultur, dan menurun 93% jika 100% diubah menjadi hutan.