digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kelainan mitokondria dapat menyebabkan berbagai gangguan baik secara morfologi, genetika, maupun fungsi biokimia lainnya. Pada tahun 1988 penyakit pertama yang disebabkan oleh mutasi DNA mitokondria (mtDNA) ditemukan. Sejak saat itu lebih dari puluhan penyakit berbeda sebagai akibat mutasi-mutasi mtDNA manusia telah dilaporkan. Beberapa gejala kelainan mitokondria menyebabkan gangguan terutama di otak, otot, hati, penglihatan atau pendengaran. Mutasi mtDNA dapat juga dikaitkan dengan ketidaknormalan sel, seperti pada diabetes melitus (DM) dan myopathy. Kematian sel abnormal menyebabkan terjadi penyakit yang bersifat multisistem. Fenomena lainnya adalah suatu gejala beragam yang disebabkan oleh mutasi yang sama pada individu berbeda atau mutasi berbeda dapat menyebabkan fenotip yang sama. Katarak sering dijumpai sebagai penyakit sekunder pada penderita DM. Hal ini terjadi akibat terakumulainya sorbitol dalam lensa mata. Berdasarkan data fenotip klinis MITOMAP, terdapat beberapa titik yang menyebabkan diabetes di antaranya C1310T, A1438G, A3243G, T3264C, T3271C, G3316A, A12026G. Belum pernah dilakukan kajian molekul mengenai mutasi mtDNA sebagai penyebab diabetes melitus yang berhubungan dengan katarak. Untuk itu apakah fenotip DM dan katarak yang terjadi berhubungan dengan kelainan genotip mtDNA akan dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan bagian kecil dari kajian genom mtDNA manusia yang berhubungan dengan DM dan katarak. Sampel yang digunakan berupa urin (fenotip pure katarak dan DM) dan lensa mata (fenotip DM disertai katarak) yang diperoleh dari RSCM Jakarta dan RSM Cicendo Bandung. Gen yang dianalisis adalah 16S rRNA dan tRNALeu. Strategi yang digunakan adalah amplifikasi dengan teknik PCR, sekuensing dengan metode Dideoksi Sanger menggunakan Automatic DNA Sequencer, dan analisis in silico menggunakan program DNAstar dan fasilitas macro microsoft office excel. Amplifikasi dengan teknik PCR menggunakan dua buah primer, yaitu Bfor dan Brev yang berukuran masing-masing 18 dan 19 nukleotida. Untuk sekuensing digunakan primer Bfor, Brev, dan 5F. Elektroforesis hasil amplifikasi menunjukkan adanya fragmen satu pita berukuran ? 2 kb. Jumlah sekuens yang diperoleh untuk fenotip DM disertai katarak, DM, dan katarak masing-masing adalah 1875, 955, dan 1878 nukleotida. Hasil sekuensing selanjutnya dianalisis menggunakan program DNAstar. Jumlah sekuens ketiga sampel yang dianalisis adalah 952 nukleotida, dengan revisi urutan mtDNA manusia (rCRS) sebagai rujukan. Ketiga fenotip menunjukkan adanya perbedaan pada tingkat genotip berupa mutasi nukleotida mtDNA jika dibandingkan urutan nukleotida rCRS. Fenotip DM dan katarak memiliki perbedaan pada titik yang sama, yaitu A2706G dan T3027C. Untuk DM disertai katarak perbedaan hanya pada titik a2706G. Konfirmasi dengan microsotf excel menunjukkan hasil yang sama. Perbedaan dengan rCRS kemudian dikonfirmasi dengan data MITOMAP (update 16 Mei 2010). Mutasi A2706G dan t3027C telah dilaporkan dan merupakan polimorfisme pada daerah pengode gen mtDNA. Berdasarkan hasil penelitian ini, penyebab diabetes melitus yang berhubungan dengan katarak diduga terdapat pada gen lain. Di antaranya pada tRNAIle, tRNALys, tRNASer, ND1, dan ND4.