Sistem manufaktur harus mampu mengirimkan produk kepada konsumen secara tepat waktu dan merespon dengan cepat perubahan desain produk maupun permintaan produk dengan biaya produksi yang rendah serta kualitas yang baik. Dalam lingkungan seperti itu dibutuhkan strategi manufaktur yang dapat merespon dengan cepat permintaan pelanggan dan group technology (GT) dapat mencapai tujuan tersebut dengan berfokus pada cellular manufacturing (CM). Dalam merancang cellular manufacturing system (CMS) seringkali dibutuhkan sebuah desain sistem manufaktur yang robust untuk menangani perubahan permintaan produk tanpa mengganggu jalannya proses produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model robust cellular manufacturing system (RCMS) dengan mempertimbangkan kapasitas mesin, ukuran batasan cell, alternative routing, urutan operasi, waktu pemrosesan, dan lot splitting. Tujuan dari model ini adalah minimasi total biaya mesin, biaya operasi, biaya produksi untuk operasi pada part, biaya intercellular material handling, biaya intracellular material handling dan biaya subkontrak. Pengujian model dalam pembentukan cell menggunakan metode branch and bound dengan menggunakan software Lingo 17.0.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa model RCMS usulan memberikan hasil solusi yang lebih baik dibandingkan dengan model RCMS tanpa mempertimbangkan lot splitting. Dapat disimpulkan bahwa model RCMS dengan mempertimbangkan faktor lot splitting dapat meningkatkan pemanfaatan mesin dan workload yang merata sehingga mampu memberikan hasil solusi biaya yang lebih baik dibandingkan dengan model RCMS tanpa mempertimbangkan lot splitting. Selain itu, model RCMS usulan juga memberikan fleksibilitas dalam produksi untuk memenuhi permintaan dengan melalui produksi internal maupun melalui subkontrak.