digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_INDRIYATI_PRATIWI_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Minyak cengkeh memiliki dua komponen utama, yaitu 70 % eugenol dan 30 % kariopilen. Eugenol merupakan komponen minyak cengkeh yang dapat digunakan di berbagai bidang industri, misalnya industri minyak wangi dan farmasi. Untuk mendapatkan eugenol dari minyak cengkeh dapat digunakan ekstraksi pelarut. Ekstraksi pelarut yang telah dikembangkan menggunakan sistem pelarut eter- air yang masih menghasilkan limbah garam yang merugikan bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan angka banding distribusi eugenol dalam sistem pelarut yang baru yaitu kerosen-metanol. Penelitian ini diawali dengan mencari sistem pelarut yang baru yang dapat menggantikan sistem pelarut yang sudah ada. Angka banding distribusi eugenol dalam sistem pelarut kerosen-metanol dapat menentukan keefisienan dari sistem pelarut ini. Angka distribusi dari eugenol ditentukan dengan mengamati konsentrasi eugenol dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS-NIR (Shimadzu). Konsetrasi yang digunakan untuk penentuan angka distribusi adalah 4 – 10 ppm. Panjang gelombang yang digunakan untuk pengukuran spektrofotometri UV-Vis adalah 281,5 nm. Angka banding distribusi eugenol dalam sistem pelarut metanol-kerosen adalah 0,12 – 0,14. Hasil ini menunjukkan bahwa eugenol lebih banyak berada di fasa metanol daripada di fasa kerosen.