digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_IBNU_UBAIDILLAH_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Bahan pemanis yang umum dipakai saat ini yaitu gula tebu atau sukrosa. Akan tetapi, penggunaan pemanis tersebut tidak dianjurkan bagi beberapa penderita penyakit, seperti diabetes dan kegemukan. Salah satu pemanis alami yang dapat mengatasi permasalahan tersebut saat ini berasal dari tumbuhan stevia. Stevia diketahui mengandung senyawa diterpen glikosida yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya : zero kalori dan derajat kemanisannya 50-300 kali dibanding sukrosa. Jenis senyawa diterpen glikosida yang biasa ditemukan pada daun stevia diantaranya : stevioside, rebaudioside, dan dulcoside. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi salah satu senyawa diterpen glikosida yang terkandung dalam daun stevia. Dari 1 kg serbuk stevia dihasilkan 175 g ekstrak pasta. Kemudian diambil 20 g untuk pemisahan. Teknik pemisahan fraksi diterpen terglikosida dilakukan beberapa tahap melalui teknik KVC dan sephadex, sedangkan teknik pemurnian dilakukan dengan menggunakan teknik kromatografi kolom fasa normal dengan silika gel G60 sebagai fasa diam. Eluen yang digunakan pada KVC adalah heksan, etil asetat dan metanol dengan menaikkan kepolaran. Titik leleh senyawa hasil rekristalisasi memiliki trayek 198-204 oC. Hasil pemurnian menghasilkan senyawa sebanyak 17 mg. Senyawa tersebut merupakan jenis terpenoid berdasarkan hasil KLT dengan eluen etil asetat : metanol = 97:3.