digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_CICILIA_VALENCIANA_1-BAB5_.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Keterbatasan energi merupakan salah satu masalah global yang menuntut solusi seiring dengan berkembangnya teknologi. Oleh karena itu, sumber energi baru dan terbarukan sebagai alternatif pengganti energi fosil sangat diperlukan. Salah satu sumber energi yang menjanjikan adalah tenaga surya mengingat ketersediaannya yang sangat melimpah. Tenaga surya dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan devais sel surya (solar cell) atau yang disebut juga Photovoltaic Cell. Dye-Sensitized Photovoltaic Cell merupakan salah satu jenis sel surya yang dikembangkan dengan menggunakan zat warna sebagai pusat aktif atau sensitizer. Zat warna yang digunakan dapat berasal dari alam maupun sintetik, contohnya klorofil sebagai pigmen terpenting dalam proses fotosintesis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan dye-sensitizer yang lebih murah dan efisien berbasis klorofil. Ada 3 tahap yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap pertama merupakan isolasi klorofil a dari daun bayam (Amarantus Spec div). Pada tahap ini kemurnian klorofil a yang didapat diperiksa menggunakan spektrofotometri UV/Vis. Kemudian di tahap kedua dilakukan pelepasan ion pusat klorofil a dengan cara pengasaman sehingga menghasilkan pheophytin a yang berwarna kecoklatan. Tahap ketiga merupakan pemasukan ion tembaga (II) ke dalam pheophytin a sehingga terbentuk Cu-pheophytin a. Hasil spektrum absorpsi UV-Vis menunjukkan bahwa senyawa hasil pemisahan dan modifikasi memiliki kemiripan fitur dengan literatur. Fitur menarik yang diamati pada ketiga pigmen yang dipelajari adalah Cu- pheophytin a menunjukkan nilai Stokes Shift yang terbesar dengan intensitas fluoresensi yang terendah. Hal ini dapat menjelaskan bahwa life time dari keadaan tereksitasinya lebih lama dari yang lain, yang memungkinkan elektron tereksitasi untuk ditransfer keluar molekul. Fitur ini sangatlah menunjang penggunaan Cu-pheophytin sebagai material solar cell.