digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_GHILMAN_AZKA-1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Limbah styrofoam merupakan bahan yang tidak mudah terdegradasi oleh alam, dibutuhkan waktu bertahun – tahun oleh bakteri untuk mendegradasinya. Sementara itu, degradasi dengan menggunakan pemanasan memerlukan suhu yang cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan penumpukan limbah styrofoam. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan memanfaatkan styrofoam digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran sel bahan bakar (fuel cell). Polistiren, sebagai bahan dasar penyusun styrofoam, dapat diperoleh dari isolasi limbah styrofoam kemudian diikuti dengan sulfonasi menggunakan asetil sulfat, sehingga diperoleh polistiren tersulfonasi (PSS), sebagai salah satu bahan membran polimer elektrolit untuk sel bahan bakar. PSS dapat dijadikan membran elektrolit untuk sel bahan bakar, akan tetapi membran PSS mudah patah atau memiliki sifat mekanik yang buruk. Untuk mengatasi masalah ini, pada penelitian ini telah dicoba pembuatan membran polimer elektrolit dari PSS dengan penambahan polietilen glikol (PEG) pada berbagai komposisi ( 2,5%; 5%; 7,5% dan 10%). Penambahan PEG ini diharapkan dapat memperbaiki kekuatan mekanik membran. Membran elektrolit dari poliblend PSS-PEG dikarakterisasi melalui analisis gugus fungsi (FTIR), konduktivitas proton (EIS) , kapasitas penukar ion (Titrasi), derajat swelling, sifat mekanik (Tensile tester), dan analisis permukaan (SEM). Berdasarkan data analisis diperoleh bahwa membran polimer elektrolit dari poliblend PSS-PEG dengan komposisi PEG 7,5% memiliki nilai konduktivitas yang paling optimal, sedangkan polimer elektrolit yang memiliki kapasitas penukar ion yang paling tinggi teramati pada komposisi PEG 10%. Sebaliknya penambahan PEG ke dalam polimer elektrolit praktis tidak mengubah sifat mekanik membran.