digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-BAB11.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2011_TA_PP_ALFONSUS_HARTANTO_S_W_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Kebutuhan oksigen kimia (KOK) merupakan jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa-senyawa organik yang ada di dalam air. Air yang memiliki nilai KOK yang tinggi, tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari karena kandungan oksigen terlarutnya yang rendah. Air limbah merupakan salah satu jenis air yang memiliki nilai KOK cukup tinggi karena air tersebut sudah tercemar. Pada penelitian kali ini, nilai KOK pada air limbah akan ditentukan menggunakan Flow Injection Analysis (FIA) dengan metoda spektrofotometri sinar tampak sebagai detektor. Metoda FIA merupakan suatu metoda untuk menganalisis senyawa secara otomasi. Pada penelitian ini, reagen KMnO4 yang digunakan bertindak sebagai oksidator dan H2SO4 digunakan untuk menstabilkan MnO -, serta Na C O digunakan sebagai larutan standar. Konsentrasi KMnO dan H SO yang akan digunakan dalam penelitian kali ini masing-masing sebesar 0,2 mM dan 1 M. Dengan detektor spektrofotometer UV-vis, serapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 525 nm. Reaksi antara KMnO4 dengan senyawa-senyawa organik terjadi cukup lambat pada suhu ruang. Oleh karena itu, reaksi dioptimalkan dengan suhu yang cukup tinggi, dari 60-70°C. Dengan keadaan yang optimum seperti ini, diperoleh hasil berupa kebolehulangan (%KV, n=11) sebesar 1,32% pada 10 mg L-1, kelinieran dari rentang 10 sampai 42,5 mg L-1 adalah R2 = 0,9868, dan untuk limit deteksinya sebesar 9,31 mg L-1. Pada sampel air limbah yang diambil secara acak, diperoleh nilai KOK-nya sebesar 12,20 mg/L dengan persen perolehan kembali sebesar 107,73. Data-data ini menunjukkan bahwa metoda FIA yang digunakan untuk menganalisis KOK pada air limbah cukup efektif.