Senyawa kompleks besi (II) dengan ligan 4-NH2-1,2,4-triazol (NH2trz) merupakan senyawa yang unik karena memiliki dua keadaan stabil, yaitu low spin (LS) dan high spin (HS). Dua keadaan stabil tersebut dapat berubah secara reversibel bergantung pada pengaruh luar seperti suhu atau tekanan. Secara visual, perubahan keadaan tersebut ditandai dengan perubahan warna dari ungu ke putih atau sebaliknya. Karakteristik ini membuat senyawa kompleks tersebut dapat berpotensi sebagai sensor, switching (saklar), dan perangkat display. Namun, perubahan warna serbuk kompleks (ukuran yang besar) sukar diamati jika kompleksnya dalam jumlah yang sedikit. Salah satu cara agar perubahan warna kompleks dalam jumlah sedikit lebih mudah diamati adalah dengan memperkecil ukuran kompleks melalui sintesis dalam reaktor mikro berupa bacterial cellulose (BC). BC yang sering digunakan sebagai reaktor mikro adalah BC jenis nata de coco (NDC). NDC telah berhasil menjadi reaktor mikro dalam pembentukan logam skala nano. Namun, dalam pembentukan senyawa kompleks, NDC masih menghasilkan ukuran yang terlalu besar. Oleh karena itu, diperlukan BC jenis lain, yaitu nata de rambutan (NDR), nata de leri (NDL) dan nata de fruktosa (NDF). Hasil analisis SEM (Scanning Electronic Microscope) menunjukkan bahwa morfologi ketiga BC tersebut tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan NDC. Sedangkan, hasil analisis ukuran partikel dengan menggunakan PSA (Particle Size Analyser) menunjukkan bahwa ukuran kompleks dengan sebaran paling merata terdapat pada NDF, yaitu sebesar 158 nm dengan indeks polidispersi sebesar 0,223 (P.I. = 0,233). Pada NDL, ukuran rata-rata kompleks sedikit lebih kecil, yaitu sebesar 146 nm (P.I.
= 0,252). Pada NDR, ukuran rata-rata kompleks sebesar 270 nm (P.I. = 0,292). Ukuran rata-rata kompleks dalam ketiga BC tersebut lebih kecil dibandingkan dengan ukuran rata-rata kompleks dalam NDC (432 nm). Selain itu, sebaran kompleks dalam ketiga BC tersebut lebih merata dibandingkan NDC (P.I. = 0,346). Suhu transisi kompleks dalam NDR, NDL, dan NDF pada saat 50% keadaan LS berubah jadi keadaan HS (T1/2?) tersebut terjadi pada suhu 345 K – 348 K, sedangkan suhu transisi pada saat 50% keadaan HS berubah jadi keadaan LS (T1/2?) terjadi pada suhu 332 K – 326 K.