digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

mengakibatkan rusaknya kesetimbangan ekologi di lokasi pertambangan. Lahan tambang yang telah ditutup atau ditinggalkan sudah selayaknya di reklamasi dan di rehabilitasi, sebagai upaya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.Lahan pasca-tambang yang sudah mengalami penurunan nilai dan kualitas, seharusnya bisa dimanfaatkan kembali dengan perencanaan, perancangan, serta manajemen yang tepat. Sehingga mampu memberikan pertambahan nilai, baik secara ekologi, sosial, budaya, ekonomi, serta estetika. Berbagai jenis pemanfaatan lahan dapat dilakukan, misalnya seperti pengembangan kawasan perumahan, pertanian dan perkebunan, ataupun pengembangan kawasan wisata dan rekreasi. Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai salah satu penghasil timah terbesar di Dunia. Kegiatan pertambangan yang telah berlangsung sejak lama serta membudaya di masyarakat mengakibatkan aktivitas penambangan yang sulit dikontrol. Di Bangka pun kerap didapati lahan reklamasi yang kembali digali kembali secara ilegal. Sehingga perencanaan danperancangan yang matang serta kerjasama berbagai pihakdan stakeholder perlu dilakukan. Proyek akhir ini dibuat dengan tujuan untuk merancang lanskap kawasan pascatambang dengan pemanfaatan yang tepat, yang mampu bersinergi dengan proses rehabilitasi lingkungan, sehingga mampu mengembalikan kesetimbangan ekologis kawasan. TB. 1.42 Pemali merupakan lahan tambang yang dimiliki oleh PT Timah. Berlokasi di Desa Pemali, Kecamatan Sungai Liat, kawasan dengan luas 181 ha ini merupakan tambang yang masih aktif, sehingga beberapa asumsi mengenai penutupan kawasan perlu dilakukan. Perancangan lanskap kawasan wisata dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi, meliputi kondisi eksisting, peraturan dan rencana pengembangan daerah, perkembangan wisata daerah, juga potensi dan peruntukan lahan.Adapun beberapa permasalahan yang ditemui pada kawasan ini adalah bentuk dan kemiringan lahan, ketersediaan unsur hara, serta kualitas air dan tanah. Perancangan dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti ekologi, budaya dan pendidikan. Kawasan wisata ini diharapkan bisa menjadi sumber ilmu mengenai reklamasi, sejarah dan budaya pertambangan timah di Bangka, serta mengenalkan dan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya rehabilitasi dan keberlanjutan lingkungan. Hasil rancangan meliputi rencana tapak kawasan wisata, dengan berbagai area seperti pusat rehabilitasi dan wetland bank, area pembibitan dan penanaman, area edukasi dan budaya, pusat rekreasi air, serta area heritage berupa peninggalan bentuk aktivitas pengolahan galian tambang yang ada di lokasi.