Senyawa-senyawa turunan fenilpropen merupakan komponen minyak atsiri
tumbuh-tumbuhan yang memiliki berbagai kegunaan biologis yang bernilai
ekonomi. Sebagai contoh, estragol merupakan komponen utama minyak atsiri
bunga kelapa sawit yang bersifat atraktan bagi kumbang Elaeidobius kamerunicus
Faust. Kumbang-kumbang tersebut telah diidentifikasi sebagai penyerbuk kelapa
sawit yang efisien. Dalam industri kimia, estragol adalah bahan baku untuk
memproduksi anetol. Anetol adalah senyawa tambahan yang digunakan dalam
produk makanan, minuman beralkohol, dalam formulasi produk kebersihan mulut,
dan sebagai senyawa antara penting untuk mensintesis senyawa-senyawa farmasi
dan bahan kimia parfum. Contoh lain, eugenol yang merupakan komponen utama
minyak cengkeh, bermanfaat sebagai perisa, aromaterapi, penangkal herbivora,
nematosida, fungisida, dan bakteriosida.
Fenilpropanoid sederhana, yaitu 4-alilfenol (kavikol), merupakan turunan demetil
dari estragol dan merupakan komponen dalam minyak sirih (Piper betle).
Senyawa ini kurang mudah menguap dibandingkan dengan turunan O-metilnya,
estragol, namun karena posisinya sebagai senyawa antara untuk berbagai turunan
fenilpronoid, 4-alilfenol menjadi target yang menarik dalam sintesis senyawa
turunan fenipropanoid. Berbagai metode telah dikembangkan dalam mensintesis
4-alilfenol, yang meliputi reaksi stoikiometrik, reaksi terkatalisis homogen, dan
reaksi terkatalisis heterogen. Metode reaksi secara stoikiometrik diantaranya
reaksi Friedel-Craft, reaksi dealkilasi 1-alil-4-alkiloksibenzen, dan reaksi
organologam dengan organoseng. Contoh reaksi terkatalisis homogen diantaranya
adalah reaksi alilasi ester pinakol asam aliloksifenilboronat dengan katalis
hidrazon-paladium, reaksi alilasi fenol dengan alil tosilat menggunakan katalis
rhodium, dan reaksi alilasi fenol dengan alil bromida dengan menggunakan katalis
?-siklodekstrin. Contoh lainnya adalah reaksi alilasi fenol dengan alil alkohol
menggunakan katalis paladium larut air. Selanjutnya, contoh reaksi terkatalisis
heterogen diantaranya reaksi alilasi fenol menggunakan katalis zeolit mordenit
dengan substrat alil alkohol dan reaksi alilasi fenol menggunakan katalis zeolit H-
? dengan substrat alil asetat. Metode lainnya yang dapat digunakan pada sintesis
senyawa 4-alilfenol adalah penataan ulang Claisen dan Cope terhadap substrat alil
fenil eter. Namun demikian, metode-metode tersebut belum memuaskan, baik dari
sisi rendemen ataupun aspek regioselektivitasnya, sehingga diperlukan metode
alternatif dalam mensintesis senyawa ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji regioselektivitas reaksi alilasi fenol
dengan alil alkohol atau alil asetat untuk mensintesis 4-alilfenol dengan berbagai
metode, yang meliputi: 1) sintesis satu-wadah (one pot) 4-alilfenol melalui reaksi
stokiometrik dengan mediasi pereaksi tionil klorida, 2) sintesis 4-alilfenol melalui
reaksi terkatalisis paladium larut air, 3) sintesis 4-alilfenol melalui penataan ulang
alil fenil eter menggunakan katalis zeolit, dan 4) sintesis 4-alilfenol melalui
penataan ulang alil fenil eter menggunakan katalis paladium larut air. Produk
reaksi dari percobaan-percobaan tersebut dianalisis dengan metode GCMS-EI,
GCMS-CI, dan GC-FID untuk ditentukan kondisi optimum yang dikaitkan dengan
rendemen dan regioselektivitas reaksi.
Sintesis satu wadah 4-alilfenol melalui reaksi alilasi fenol dengan alil alkohol
menggunakan reagen tionil klorida dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah
tionil klorida, suhu reaksi, waktu reaksi, dan kecepatan pengadukan. Kondisi
optimum reaksi menghasilkan konversi sebanyak 62% dan regioselektivitas
terhadap 4-alilfenol sebesar 75%. Mekanisme regioselektivitas ditentukan oleh
adanya senyawa intermediet alil fenil sulfit yang dapat menjalani penataan ulang
lebih lanjut pada posisi para senyawa fenol.
Sintesis 4-alilfenol melalui reaksi alilasi fenol dengan alil alkohol menggunakan
katalis paladium larut air dipengaruhi secara signifikan oleh ko-katalis serbuk Zn,
jumlah sodium hidroksida, volume air, waktu dan suhu reaksi. Kondisi optimum
reaksi menghasilkan konversi sebanyak 47% dan regioselektivitas terhadap 4-
alilfenol sebesar 60%, yang lebih baik daripada penelitian sebelumnya, yaitu
berturut-turut 8% dan 45%. Mekanisme regioselektivitas disarankan karena
adanya solvasi oleh air dan partisipasi logam seng pada keadaan transisi sistem
katalitik paladium.
Sintesis alil fenil eter melalui reaksi O-alilasi fenol dengan alil asetat
menggunakan katalis paladium larut air dipengaruhi secara signifikan oleh waktu
dan suhu reaksi, jumlah katalis, basa, dan atmosfer udara. Pada kondisi optimum,
reaksi dapat menghasilkan alil fenil eter dengan konversi 100%. Penataan ulang
alil fenil eter dengan katalis zeolit dipengaruhi secara signifikan oleh waktu dan
suhu reaksi, jenis zeolit Na-ZSM-5, serta jumlah katalis Na-ZSM-5. Kondisi
optimum menghasilkan senyawa 2-alilfenol dengan konversi 52%. Sedangkan
reaksi isomerisasi alil fenil eter dengan katalis paladium larut air secara langsung
dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah fenol dan zeolit Na-ZSM-5. Kondisi
optimum menghasilkan konversi 92% dan tanpa pembentukan produk lain. Tetapi
regioselektivitas terhadap 4-alilfenol masih sekitar 48%.
Reaksi isomerisasi alil fenil eter dengan katalis paladium larut air dengan
mensintesis alil fenil eter secara in situ berlangsung melalui 2 tahap, yaitu: tahap
pertama sintesis alil fenil eter dari fenol dengan alil asetat dan tahap kedua
isomerisasi alil fenil eter. Reaksi ini dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah
fenol, waktu reaksi, jumlah katalis, jumlah sodium hidroksida, dan volume air.
Kondisi optimum menghasilkan konversi 99,8% dengan regioselektivitas terhadap
4-alilfenol sebesar 53%. Adanya solvasi berperan dalam regioselektivitas, tetapi mekanisme solvasi ini tidak memiliki kontrol yang signifikan untuk meningkatkan
regioselektivitas lebih lanjut.
Berdasarkan hasil-hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa selektivitas terhadap
C-alilasi dipengaruhi secara signifikan oleh adanya mediasi reagen tionil klorida,
penggunaan reagen alilasi alil alkohol, dan solvasi air. Sedangkan, selektivitas
terhadap O-alilasi dipengaruhi secara signifikan oleh reaktivitas reagen alil asetat.
Regioselektivitas reaksi terhadap 4-alilfenol dipengaruhi secara signifikan oleh
mediasi pereaksi tionil klorida, partisipasi ko-katalis seng, jumlah fenol dan
solvasi air. Sedangkan penggunaan zeolit Na-ZSM-5 menekan pembentukan
produk samping pada reaksi isomerisasi alil fenil eter. Faktor-faktor yang
menentukan baik selektivitas C-alilasi maupun regioselektivitas reaksi terhadap 4-
alilfenol seperti solvasi air dan jumlah fenol selaras dengan penelitian
sebelumnya, sedangkan faktor lainnya merupakan kontribusi baru dari penelitian
ini.