BAB 1 ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA ZAINAL MUTTAKIN (NIM : 12514033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Biomaterial adalah material yang berinteraksi secara langsung dengan organ tubuh makhluk hidup, contohnya ialah implan tulang. Titanium telah banyak digunakan sebagai bahan baku untuk implan karena memenuhi syarat material implan. Paduan titanium-tembaga (Ti-Cu) yang dibuat melalui proses metalurgi serbuk terbukti menghasilkan sifat antibakteri yang kuat tanpa pengurangan sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan. Selain itu, penambahan Cu sebagai unsur paduan pada matriks Ti menggunakan proses metalurgi serbuk juga meningkatkan sifat mekanik dari paduan. Oleh karena itu, diperlukan studi struktur mikro dan kekerasan paduan Ti-Cu dengan komposisi hypoeutectoid dan hypereutectoid yang didinginkan secara kejut (quenching) pada temperatur yang berbeda.
Paduan Ti-Cu pada penelitian ini dibuat dengan metode metalurgi serbuk. Serbuk tembaga dan serbuk titanium dicampur secara mechanical alloying dengan variasi komposisi berat tembaga 3% (hypoeutectoid) dan 10% (hypereutectoid). Hasil dari campuran tersebut dicetak kemudian dikompaksi dengan tekanan 60 kN. Kemudian spesimen dilakukan proses sintering di dalam tube furnace pada temperatur 950°C selama 2 jam dan langsung dilakukan water-quenching. Masing-masing variasi komposisi dilakukan reheating pada temperatur 850°C dan 750°C selama 10 menit, kemudian langsung dilakukan water-quenching. Sruktur mikro spesimen hasil water-quenching diamati dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM. Senyawa dan fasa yang terbentuk pada spesimen diamati dengan menggunakan EDS. Kekerasan spesimen diuji dengan menggunakan alat Vickers Hardness Test.
Struktur mikro yang terbentuk pada paduan Ti-3Cu sintered (hypoeutectoid) akibat water-quenching pada area β ialah α’ martensite dan retained β; pada area α+β ialah α, retained β, dan α’ martensite; pada area α+Ti2Cu ialah α dan Ti2Cu). Struktur mikro yang terbentuk pada paduan Ti-10Cu sintered (hyperutectoid) akibat water-quenching pada area β ialah α’ martensite dan retained β; pada area α+β ialah α’ martensite, retained β, dan Ti2Cu; pada area α+Ti2Cu ialah α’ martensite dan Ti2Cu. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada paduan Ti-10Cu dengan temperatur water-quenching 950°C yaitu 417,9 HV.