Persepsi terhadap risiko dapat mempengaruhi pengusaha untuk memulai bisnis mereka dan juga kemauan untuk mengambil risiko di sepanjang proses bisnis. Timmons Model of Entrepreneurial Process menganggap tim, peluang, dan sumber daya sebagai tiga komponen untuk bisnis baru yang sukses. Dengan menggunakannya sebagai dasar teoritis, penelitian ini ingin menelusuri risiko yang dipersepsi pengusaha kuliner dalam proses kewirausahaan mereka. UKM kuliner memainkan peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama untuk industri kreatif seperti Bandung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pemula bisnis, membantu mereka menghadapi tantangan dalam memulai dan menjalankan bisnis, sehingga mereka dapat memprediksi dan mempersiapkan diri mereka sendiri jika mereka kemudian menghadapi persepsi risiko yang serupa.
Fokusnya adalah untuk menggambarkan bagaimana pengusaha mempersepsikan risiko dalam bisnis kuliner mereka sendiri dan untuk mengidentifikasi tanggapan mereka atau kapasitas yang mereka butuhkan untuk mengatasi risiko tersebut. Studi ini mempertimbangkan risiko yang dipersepsi yang tidak hanya terbatas pada kerugian finansial atau peluang, tetapi juga terkait dengan social capital dan sumber daya. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan melakukan wawancara semi-terstruktur dengan 11 pengusaha kecil dan menengah yang beroperasi di industri kuliner di Bandung. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui bagaimana wirausahawan mempersepsikan risiko dalam aspek tim, peluang, dan sumber daya di bisnis mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa risiko yang dipersepsi UKM kuliner dalam faktor peluang dari proses kewirausahaan mereka, yaitu: pemilihan lokasi bisnis, dampak mengikuti tren makanan, dan bermitra dengan GO-FOOD dan GrabFood. Risiko yang dipersepsi tentang tim adalah pemilihan anggota tim. Untuk sumber daya, risiko yang dipersepsi adalah sekitar: pengungkapan resep, biaya makanan, efisiensi sumber daya, pengendalian stok, risiko penipuan, risiko karyawan, dan risiko pasokan.
Oleh karena itu, kapasitas dan tanggapan yang diperlukan untuk menghadapi risiko yang dipersepsi dalam peluang adalah: memilih produk dan target pasar yang tepat, juga untuk selalu melakukan penelitian terlebih dahulu. Dalam menangani risiko yang dirasakan dalam tim, pengusaha harus mengembangkan tim yang terampil dan kompeten. Kapasitas untuk mengelola risiko yang dirasakan dalam sumber daya adalah: memiliki sistem yang jelas, mempertahankan marjin laba yang kompetitif, optimalisasi sumber daya, manajemen karyawan, dan kesepakatan dengan pemasok.
Sebagian besar, biaya makanan dan bermitra dengan GO-FOOD dan GrabFood adalah risiko yang dianggap paling mungkin menjadi pergumulan para pengusaha. Meningkatnya biaya makanan serta salah perhitungan dari pembagian keuntungan dengan GrabFood adalah contohnya. Dampak yang menjadi kekhawatiran terbesar pengusaha adalah menurunnya penjualan. Kapasitas untuk memilih produk yang tepat dan target pasar dianggap penting serta mempertahankan marjin laba yang kompetitif untuk memastikan bisnis bertahan.
Secara keseluruhan, risiko yang dirasakan dari UKM kuliner ada dan mempengaruhi proses kewirausahaan mereka. Para wirausahawan berbagi tanggapan dan kapasitas mereka dalam menangani risiko yang dipersepsi. Saran untuk penelitian ke depannya mengenai topik ini adalah studi kuantitatif dan hubungan atau korelasi antara risiko yang dipersepsi dalam aspek peluang, tim, dan sumber daya dari proses kewirausahaan.