Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan awal degradasi
struktur lignoselulosa daun kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) terhadap perolehan dan
kandungan sineol pada minyak atsiri kayu putih. Variasi perlakuan yang digunakan adalah
kontrol, V-1 (perlakuan awal biodelignifikasi), V-2 (perlakuan awal biodelignifikasi dan
dilanjutkan dengan degradasi selulosa), V-3 (perlakuan awal degradasi selulosa). Agen
hayati yang digunakan pada perlakuan awal biodelignifikasi adalah P. chrysosporium
sementara perlakuan degradasi selulosa menggunakan T. viride. Hasil fraksinasi sampel
daun kayu putih menunjukan terdapat penurunan komponen lignoselulosa paling signifikan
yang terjadi pada V-3. Kadar selulosa daun pada V-3 menurun sebesar 55,8% akibat dari
aktivitas hidrolisis enzim ekstrseluler selulase yang diproduksi oleh T. viride. Penurunan
komponen lignoselulosa secara signifikan tersebut dapat menurunkan retensi dari dinding
sel sehingga distilasi dapat terjadi secara lebih efisien. Hal ini dibuktikan dengan adannya
peningkatan persen perolehan distilasi daun kayu putih sebesar 139,3% dan peningkatan
persen kandungan sineol sebesar dari 23,7% dari daun kayu putih kontrol. Perlakuan awal
degradasi selulosa dengan jamur T. viride menunjukkan perlakuan yang paling berpotensi
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas rendemen minyak atsiri kayu putih (Melaleuca
cajuputi Powell) karena memiliki kemampuan produksi enzim pada suhu yang mendekati
suhu ruangan dan memiliki rentang pH pertumbuhan yang luas. Selain itu ukuran pelet yang
dihasilkan oleh T. viride setelah inokulasi cenderung lebih kecil sehingga dapat tersebar
dengan lebih baik jika dibandingkan dengan P. chrysosporium.