digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan awal degradasi struktur lignoselulosa daun kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) terhadap perolehan dan kandungan sineol pada minyak atsiri kayu putih. Variasi perlakuan yang digunakan adalah kontrol, V-1 (perlakuan awal biodelignifikasi), V-2 (perlakuan awal biodelignifikasi dan dilanjutkan dengan degradasi selulosa), V-3 (perlakuan awal degradasi selulosa). Agen hayati yang digunakan pada perlakuan awal biodelignifikasi adalah P. chrysosporium sementara perlakuan degradasi selulosa menggunakan T. viride. Hasil fraksinasi sampel daun kayu putih menunjukan terdapat penurunan komponen lignoselulosa paling signifikan yang terjadi pada V-3. Kadar selulosa daun pada V-3 menurun sebesar 55,8% akibat dari aktivitas hidrolisis enzim ekstrseluler selulase yang diproduksi oleh T. viride. Penurunan komponen lignoselulosa secara signifikan tersebut dapat menurunkan retensi dari dinding sel sehingga distilasi dapat terjadi secara lebih efisien. Hal ini dibuktikan dengan adannya peningkatan persen perolehan distilasi daun kayu putih sebesar 139,3% dan peningkatan persen kandungan sineol sebesar dari 23,7% dari daun kayu putih kontrol. Perlakuan awal degradasi selulosa dengan jamur T. viride menunjukkan perlakuan yang paling berpotensi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas rendemen minyak atsiri kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) karena memiliki kemampuan produksi enzim pada suhu yang mendekati suhu ruangan dan memiliki rentang pH pertumbuhan yang luas. Selain itu ukuran pelet yang dihasilkan oleh T. viride setelah inokulasi cenderung lebih kecil sehingga dapat tersebar dengan lebih baik jika dibandingkan dengan P. chrysosporium.