digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Syella_17314039.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada alur kehidupan manusia dengan ditandai oleh berbagai macam perubahan baik secara fisik maupun secara psikologis. Perubahan yang terjadi secara fisik adalah timbulnya keriput pada wajah, rambut beruban atau rontok, penglihatan sudah tidak terlalu focus sehingga memerlukan alat bantu lihat (kacamata), dsb. Sedangkan untuk perubahan secara psikologis adalah timbulnya rasa sensitif akan lingkungan sekitar, sedikit bertingkah seperti anak-anak, mulai semakin mendekatkan diri pada Tuhan, dsb. Usia Lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut. Banyaknya kalangan muda yang meninggal adalah contoh bahwa tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang telah berusia lanjut maka seseorang tersebut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih baik yang bersifat promotive maupun preventif, agar mereka dapat menikmati masa usia emas serta dapat menjadi Lansia yang produktif dan bahagia. Seiring bertambahnya usia maka seseorang akan dengan mudah mengalami gangguan-gangguan yang berhubungan dengan visual, interaksi dan pengingatan. Salah satu penyakit umum yang kini sedang marak dialami oleh para Lansia adalah penyakit Demensia (Pikun). Dengan dibuatnya perancangan Pusat Terapi Komunitas Lansia Pengidap siklus gejala Demensia ini akan mengurangi tingkat kesenjangan antara masyarakat lansia dengan masyarakat produktif dan banyak pula para Lansia Indonesia yang kembali produktif dan panjang umur. Pusat Terapi ini direncanakan akan berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani di Kota Bandung dengan mengutamakan tema Healing Environment dan konsep Therapeutic Tropical Design pada perancangannya.