digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA SATYA WIRA NUGROHO (NIM : 12514016)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Baja galvanis merupakan baja karbon yang dilapisi zinc sebagai coating untuk melindungi baja dari korosi. Zinc pada baja galvanis memberikan perlindungan pada baja dengan dua cara, yaitu sebagai penghalang (barrier) antara baja dengan lingkungannya dan sebagai proteksi katodik dimana zinc yang bersifat galvanik terhadap baja akan terkorosi jika terjadi cacat pada coating. Baja galvanis banyak digunakan pada lingkungan luar ruangan yang menyebabkan kontak dengan lingungan yang korosif seperti air hujan. Air hujan dapat mengandung ion klorida dan ion karbonat yang masing-masing dapat mempengaruhi proses korosi pada baja galvanis. Penelitian ini akan mempelajari perbedaan proses korosi baja galvanis dalam larutan klorida terhadap karbonat yang ditinjau dari laju korosi dan model rangkaian listrik ekivalen yang sesuai. Serangkaian pengujian elektrokimia berupa uji polarisasi potentiodynamic dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dilakukan dengan menggunakan potensiostat di laboratorium serta uji perendaman untuk mempelajari perbedaan korosi baja galvanis pada lingkungan klorida dan karbonat. Uji potentiodynamic dilakukan pada sampel baja galvanis yang telah direndam selama 15 hari pada larutan klorida dan karbonat yang masing-masing dilakukan pada konsentrasi 0,3 M, 0,5 M, dan 1 M pada suhu ruang. Potensial korosi, rapat arus korosi, dan Tafel slope kemudian didapatkan dengan metode ekstrapolasi Tafel dari kurva polarisasi potentiodynamic. Uji perendaman juga dilakukan pada larutan dengan konsentrasi 1 M untuk mendapatkan laju korosi yang akan dibandingkan dengan laju korosi yang diperoleh dengan ekstrapolasi Tafel. Untuk menentukan model rangkaian listrik ekivalen, dilakukan uji EIS pada hari ke 1, 2, 3, 7, 11 dan 15. Laju korosi tertinggi pada larutan klorida diperoleh sebesar 0,222 mm/tahun pada konsentrasi 1 M, sedangkan pada larutan karbonat sebesar 0,03 mm/tahun pada konsentrasi 0,3 M. Model rangkaian listrik yang sesuai untuk korosi baja galvanis dalam larutan klorida 1 M menunjukkan adanya proses difusi pada hari ke-7 sampai 15. Pada konsentrasi 0,5 M, model yang sesuai menunjukkan tidak adanya proses difusi pada antarmuka, pada konsentrasi 0,3 M terjadi proses difusi dari hari pertama perendaman. Di sisi lain, pada larutan karbonat konsentrasi 1 M model yang sesuai menunjukkan adanya lapisan oksida yang kemudian larut pada hari ke- 11. Untuk konsentrasi 0,5 M terjadi proses difusi pada 2 hari perendaman, dengan adanya lapisan oksida hingga hari ke-15. Pada konsentrasi 0,3 M model yang sesuai menunjukkan adanya lapisan oksida hingga hari ke-15, dan tidak ada proses difusi yang terjadi.