Penurunan muka tanah merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi dimana saja terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan beserta kota besar lainnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya fenomena ini adalah pengambilan airtanah yang berlebihan, bobot atau beban bangunan yang cukup besar, kompaksi alamiah serta akibat gaya-gaya tektonik. Pengamatan penurunan muka tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya InSAR yaitu dengan menggunakan data satelit ALOS PALSAR-2. ALOS merupakan sebuah satelit yang diluncurkan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAEA) pada tanggal 24 Januari 2006. Satelit ini berkontribusi dalam dunia pemetaan, pemantauan bencana, dan survey sumber daya. Sedangkan, PALSAR adalah sensor gelombang mikro aktif yang menggunakan frekuensi L-band untuk mencapai observasi tanpa awak di siang hari maupun malam.
Penelitian ini menggunakan data ALOS PALSAR-2 untuk kota Medan mulai tanggal 2 februari 2015 sampai 25 maret 2017 dengan jumlah pengamatan sebanyak 6. Pengolahan data tersebut menggunakan Differential InSAR metode two-pass yang terdapat pada software GMTSAR. Dari ke 6 pengamatan tersebut dapat dilihat berdasarkan polanya bahwa daerah kota Medan memang mengalami penurunan muka tanah. Kecepatan penurunan muka tanah di Medan Plaza sebesar -126 mm/tahun, USU sebesar -114 mm/tahun, Polonia -78 mm/tahun, Istana Maimun sebesar -51 mm/tahun dan Tanjung Morawa sebesar -15 mm/tahun.