digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perekonomian dunia sedang mengalami peristiwa disruptive yang luar biasa. Pemain lama dapat terganti oleh pendatang baru yang masih kecil karena mereka membuat produk yang sederhana dan jauh lebih murah, dalam hal ini start-up. Start-up adalah perusahaan muda di bawah usia 3 tahun berbasis digital yang bertujuan untuk mengembangkan model bisnis yang viable dan menciptakan produk, layanan, platform, atau proses yang inovatif yang memiliki data riwayat yang sangat terbatas, kecil atau bahkan tidak memiliki pendapatan, tergantung pada kekayaan atau equity pribadi, dan didominasi oleh aset tidak berwujud daripada aset berwujud. Fenomena disruptive ini juga dirasakan PT. Telkom sebagai perusahaan Telekomunikasi terbesar di Indonesia. Untuk merespon perubahan yang cepat di era ini, Telkom mengubah bisnis legacy-nya menjadi bisnis digital. Pada Januari 2017, Telkom membentuk program inkubator bernama Amoeba yang terdiri dari beberapa startup untuk menghasilkan bisnis baru dan solusi untuk masalah yang sedang berlangsung dengan mengadopsi model lean start-up di mana masing-masing dari start-up melewati tahapan validasi. Keharusan dalam berinvestasi di Amoeba, Telkom ingin menilai start-up tersebut untuk menentukan seberapa besar nilai bisnisnya. Namun, menilai start-up digital akan sedikit berbeda dari bisnis konvensional mengingat karakteristik start-up itu sendiri. Dengan demikian, penilaian pada start-up yang belum mencapai tingkat profitabilitas didasarkan pada sejumlah asumsi empiris dalam kondisi ketidakpastian yang cukup besar. Ada beberapa metode penilaian untuk start-up digital yang muncul seperti Berkus, Risk Factor Summation, Scorecard Method, Comparable Transactions, Book Value, Liquidation Value, DCF, First Chicago, and Venture Capital. Sebagian besar literatur menggambarkan definisi metodologi tersebut, dan ketentuan tentang penghitungan penilaian tetapi hanya terbatas pada faktor-faktor apa yang sedang dinilai dan berapa banyak nilai yang bisa didapat oleh start-up. Oleh karena itu, penulis membuat modifikasi pada metode Berkus dan Risk Factor Summation untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik mengenai metode tersebut serta menyederhanakan proses penilaian yang akan dilakukan oleh PT. Telkom.