digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perangkat radio frekuensi merupakan perangkat komunikasi yang telah lama berkembang dan masih digunakan sampai saat ini. Beberapa bidang masih menggunakan teknologi radio sebagai sarana komunikasi, seperti bidang maritim, penerbangan, hingga militer. Meskipun telah dilakukan pengalokasian frekuensi untuk bidang masing-masing, hingga saat ini masih sering terjadi penyalahgunaan frekuensi. Salah satu contohnya yaitu terganggunya komunikasi penerbangan akibat penyalahgunaan frekuensi oleh nelayan tradisional di wilayah Indonesia. Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan sistem penerima radio khusus untuk frekuensi komunikasi nelayan. Dengan menggunakan desain ini, nelayan tidak dapat menerima komunikasi di luar peruntukannya. Desain radio nelayan ini menggunakan konsep bidirectional transceiver, yaitu beberapa fungsi rangkaiannya dapat bekerja bolak-balik atau bisa digunakan saat pengiriman (transmit) dan penerimaan (receive). Pengaturan frekuensi pada desain radio ini menggunakan VFO atau DDS yang memakai prinsip programming untuk membatasi tunning frekuensi. Dalam perancangan radio nelayan ini digunakan frekuensi tinggi atau HF modulasi amplitudo tipe SSB. Fitur utama perangkat ini adalah dapat digunakan untuk komunikasi suara secara half duplex. Kanal frekuensi yang digunakan yaitu kanal 810 dengan rentang frekuensi 8,222 MHz hingga 8,746 MHz. Sistem penerima menggunakan prinsip superheterodyne receiver yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu penguat, mixer, dan filter. Hasil implementasi menunjukkan sistem penerima dapat digunakan untuk komunikasi nelayan pada spektrum HF 8,222-8,746 MHz. Dapat diterapkan demodulasi SSB dengan pemilihan upper side band. Perangkat ini dapat menerima frekuensi suara di bawah 4,5 kHz sesuai rekomendasi ITU-R BS.640-3 dan dapat memonitoring frekuensi komuikasi nelayan Indonesia pada 8,403 MHz dan frekuensi lainnya pada rentang 8,222-8,746 MHz (kanal 810) sesuai Laporan ITU-R M.2082.