Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia perkapalan. Namun,
komunikasi ini terbatas kepada kapal-kapal besar, yang notabenenya memiliki nilai
gross tonnage (GT) lebih dari 300. Di luar itu, kapal-kapal dan perahu kecil dengan
nilai gross tonnage berada di satu sampai tiga GT yang biasa dikemudikan oleh
nelayan kecil, belum memiliki sistem komunikasi yang memadai dan terstruktur.
Selain itu, harga alat komunikasi kapal yang cenderung tinggi pun menjadi alasan
para nelayan kecil enggan menggunakannya. Akibat ketiadaan alat komunikasi ini,
para nelayan tidak memiliki akses untuk menghubungi daratan apabila terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan ketika sedang melaut. Meskipun terdapat beberapa
nelayan yang telah memiliki alat komunikasinya tersendiri, frekuensi yang
digunakan pun masih bercampur dengan frekuensi yang digunakan oleh
penerbangan. Hal ini dapat membahayakan bagi pihak pengguna frekuensi
penerbangan. Oleh sebab itu, dibutuhkan satu alat komunikasi berupa radio nelayan
berbiaya rendah yang khusus beroperasi pada frekuensi maritim dan dapat
mengirimkan titik lokasi nelayan ketika sedang melaut, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan penyelamatan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
ketika para nelayan sedang melaut.
Pembuatan Radio Nelayan yang dibuat pada Tugas Akhir ini memiliki tujuan utama
yakni sebagai upaya penyediaan sarana keamanan serta keselamatan bagi para
nelayan kecil yang sedang melaut. Radio Nelayan ini sengaja dirancang dengan
komponen-komponen dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat nelayan
kecil.
Bagian hardware dari Radio Nelayan yang dibuat terdiri atas transmitter dan
receiver. Kedua komponen hardware ini akan berkomunikasi untuk melakukan
pengiriman dan penerimaan data berupa titik lokasi perahu nelayan menggunakan
modul GPS (Global Positioning System) pada spektrum Very High Frequency
(VHF) untuk frekuensi maritim Indonesia. Data yang merupakan deretan string ini
terlebih dahulu ditranslasikan menjadi sinyal audio. Proses translasi ini dilakukan
dengan menggunakan kode morse. Enkode morse sengaja dipilih karena metode ini
lazim digunakan dalam komunikasi perkapalan konvensional. Proses enkode morse
tersebut terjadi pada microcontroller Arduino Nano. Pengiriman sinyal audio
dilakukan menggunakan modul DRA818V. Sinyal audio akan dikirimkan oleh
ii
transmitter yang terletak di perahu nelayan, dan akan diterima oleh receiver yang
berada di daratan. Sinyal audio yang telah diterima receiver tersebut kemudian diretranslasi kembali menjadi deretan string berupa titik lokasi perahu nelayan. Proses
re-translasi ini dilakukan dengan menggunakan algoritma Goertzel yang kerap
digunakan untuk mendeteksi tone dari sinyal audio. Hasil re-translasi ini kemudian
diolah sedemikian sehingga dapat dilihat melalui sebuah tampilan dashboard
berbasis website sehingga dapat diakses dengan mudah oleh siapa pun.
Frekuensi dari transmitter dan receiver diatur menjadi 156,5 MHz menyesuaikan
dengan aturan frekuensi VHF maritim di Indonesia. Sinyal audio yang dikirimkan
oleh transmitter memiliki bandwidth 3,833 kHz. Pada pengujian pun terdeteksi
beberapa frekuensi next peak.Namun, daya dari frekuensi next peak ini jauh lebih
rendah dibandingkan dengan daya pada 156,5 MHz. Dengan demikian,
kemungkinan terjadinya interferensi yang dihasilkan dari next peak frequency dapat
diabaikan.
Hasil dekode dari sinyal audio yang diterima receiver dan diolah audio amplifier
dapat dilihat pada sebuah liquid crystal display (LCD). Pengujian dekode pada
receiver dapat dilakukan dengan jarak terjauh dari transmitter yaitu 290 meter.
Proses dekode ini dilakukan satu karakter per karakter. Oleh sebab itu, diperlukan
proses untuk merapikan dan mengurutkan karakter hasli dekode ini pada
NodeMCU. NodeMCU akan menerima satu per satu karakter hasil dekode dari
transmitter kemudian mengurutkan karakter-karakter tersebut menjadi satu
kesatuan lokasi GPS utuh dan mengelompokkannya menjadi data latitude dan
longitude kembali. Proses ini dilakukan dengan finite state machine (FSM). Hasil
pengurutan ini berupa data bertipe String berisi data latitude dan longitude. String
ini lah yang kemudian akan dikirimkan ke database dashboard untuk ditampilkan
dalam bentuk website. Pengujian integrasi dengan NodeMCU ini menunjukkan
tingkat eror sebesar 0,367 atau 3,67%.
Radio Nelayan ini dibuat berdasarkan pengembangan dari radio komunikasi
kemaritiman yang pada awalnya hanya digunakan untuk mengirimkan suara,
namun sekarang dapat pula mengirimkan data, dengan jenis modulasi yang sama.
Dengan demikian, dengan adanya Radio Nelayan ini dapat memberikan wawasan
mengenai sistem komunikasi data yang dapat dilakukan menggunakan modulasi
analog.