Kejadian hujan di wilayah Bandung dapat dihasilkan dari aktivitas awan konvektif yang
terbentuk berulang dalam satu siklus diurnal, adanya pembentukan awan konvektif berulang
ditunjukkan oleh puncak hujan yang terdeteksi lebih dari satu kali dalam satu hari. Pada citra
satelit dan radar, pembentukan awan konvektif baru yang terdeteksi setelah awan konvektif
sebelumnya mengalami tahap pelenyapan di sekitar atau di lokasi yang sama dari awan tersebut
menunjukkan adanya proses regenerasi awan konvektif. Analisis evolusi aktivitas konvektif
harian di wilayah kajian memiliki rentang waktu pengamatan selama Februari - Mei 2017.
Penentuan nilai batas curah hujan (CH) dengan fungsi distribusi kumulatif (CDF)
menunjukkan bahwa CH harian dengan persentase tertinggi di wilayah Bandung memiliki
kecenderungan hujan lokal yang terjadi lebih dari satu kali. Awan konvektif ini mengalami
peningkatan aktivitas yang sangat cepat di siang hari dengan awal lokasi pembentukan di
kawasan utara Bandung. Pola regenerasi awan konvektif penghasil hujan yang terdeteksi dalam
penelitian digolongkan menjadi tiga berdasarkan jumlah indikasi regenerasi awan konvektif,
arah propagasi regenerasi awan konvektif serta intensitas awan konvektif relatif terhadap
pendahulunya.