Lapangan SLS merupakan salah satu lapangan terbesar di blok Jawa Barat Utara yang telah aktif diproduksi dan dieksploitasi selama lebih dari 40 tahun. Salah satu formasi dengan produksi terbanyak yaitu formasi Cibulakan Atas. Formasi ini terbentuk pada waktu miosen awal hingga tengah pada lingkungan laut dangkal. Ciri utama dari interval formasi Cibulakan atas ini adalah pengendapan yang selaras dan terdiri atas perselingan batupasir dan batulempung. Terdapat juga sisipan karbonat pada interval ini. Pada praktek di industri, pelaku profesional yang bergerak di bidang geologi dan geofisika harus dapat menjawab keterbatasan yang dihadapi dalam upaya menginterpretasikan aset yang akan diproduksi. Pada kasus ini, permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan metode interpretasi inversi impedansi akustik untuk mengkarakterisasi reservoir karena tidak mampu membedakan reservoir batupasir dan batulempung. Data yang tersedia berupa data log sumur dan post-stack time migration yang terbatas jenis analisisnya, serta tidak tersedianya data gelombang S untuk melakukan interpretasi lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis menerapkan metode multiatribut untuk memprediksi gelombang S pada sumur dimana data tersebut tidak tersedia, dan menerapkan atribut tambahan berupa atribut Lambda-Rho dan Mu-Rho. Berdasarkan analisis dari kedua atribut tersebut, penulis mengusulkan untuk melakukan pengeboran sumur produksi pada daerah yang menunjukkan nilai Mu-Rho lebih besar dari 6,0 𝐺𝑃𝑎 𝑔𝑐𝑐⁄.
Perpustakaan Digital ITB