digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA MUHAMMAD IQBAL TOYNBEE (NIM : 12513033)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Aluminium merupakan logam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penggunaannya yaitu sebagai bahan pembuatan lambung kapal. Salah satu paduan aluminium dalam pembuatan lambung kapal adalah paduan Al 5083. Pada lingkungan normal, korosi sangat jarang terjadi karena aluminium memiliki lapisan pasif berupa Al(OH)3 yang akan melindungi aluminium dari korosi. Akan tetapi pada lingkungan laut, aluminium akan mengalami korosi sumuran dimana ion Cl dari air laut akan merusak lapisan pasif yang telah dibuat. Selain pengaruh dari ion Cl, mikroorganisme juga memiliki peranan penting dalam memperparah korosi pada aluminium di lingkungan laut. Salah satu jenis mikroorganisme yang menyebabkan korosi adalah sulfate-reducing bacteria (SRB). Penelitian mengenai pengaruh bakteri SRB sudah banyak dilakukan pada besi dan baja, sedangkan penelitian pada paduan logam selain besi dan baja khususnya paduan aluminium jarang dilakukan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku korosi pada paduan Al 5083 oleh bakteri jenis SRB yaitu Citrobacter youngae SKC-4 di lingkungan laut. Serangkaian percobaan biokorosi diawali dengan preparasi material yang meliputi pemotongan, pengamplasan, dan sterilisasi dengan alkohol. Khusus untuk pengujian elektrokimia, material yang telah dipotong disolder dengan kabel lalu dimounting dan diikuti dengan pengamplasan serta sterilisasi dengan alkohol. Untuk preparasi air laut, air laut disaring dan diikuti dengan sterilisasi menggunakan autoklaf. Selanjutnya, kultur bakteri Citrobacter youngae SKC-4 dilakukan dengan menumbuhkannya pada medium LB-modifikasi dengan waktu inkubasi selama 2 hari 10 jam. Percobaan biokorosi dilakukan pada medium air laut steril dengan menggunakan Citrobacter youngae SKC-4 dan direndam selama 7, 14, dan 30 hari untuk mempelajari pengaruhnya terhadap laju korosi, rapat arus korosi, hambatan korosi, dan permukaan material yang terkorosi. Hasil percobaan biokorosi menunjukkan laju korosi Al 5083 pada medium air laut yang mengandung bakteri Citrobacter youngae SKC-4 adalah 0,8708 mm/tahun lebih besar dari medium air laut tanpa bakteri yaitu 0,2809 mm/tahun setelah direndam selama 30 hari. Rapat arus korosi pada Al 5083 di medium air laut yang mengandung bakteri Citrobacter youngae SKC-4 pada hari ke 7 dan 30 hari berturut-turut adalah 5,16 x 10-8 A/cm2 dan 3,66 x 10-6 A/cm2 lebih besar dari Al 5083 di medium air laut tanpa bakteri yaitu 1,21 x 10-11 A/cm2 dan 4,11 x 10-7 A/cm2 . Laju korosi yang diperoleh dari rapat arus korosi pada Al 5083 di medium air laut yang mengandung bakteri Citrobacter youngae SKC-4 pada hari ke 7 dan 30 hari berturut-turut adalah 5,72 x 10-4 mm/tahun dan 4,06 x 10-2 mm/tahun lebih besar dari Al 5083 di medium air laut tanpa bakteri yaitu 1,34 x 10-7 mm/tahun dan 4,55 x 10-3 mm/tahun. Tahanan polarisasi pada Al 5083 di medium air laut yang mengandung bakteri Citrobacter youngae SKC-4 pada hari ke 7 dan 30 masingmasing adalah 1.844 kOhm, dan 322,29 kOhm lebih kecil dari Al 5083 pada medium air laut tanpa bakteri yaitu masing-masing adalah 2.100,7 kOhm dan 922,5 kOhm. Analisis Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy Mapping (SEM EDS mapping) dan Fourier Transform InfraRed (FTIR) menunjukkan adanya lapisan biofilm pada permukaan Al 5083 yang direndam pada medium air laut yang mengandung bakteri Citrobacter youngae SKC-4 yang membuktikan terjadinya proses biokorosi.