digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah pemrosesan minyak kelapa sawit yang belum termanfaatkan dengan baik meski jumlahnya berlimpah, akibat bentuk yang tak seragam, tingginya kandungan air, dan tingginya kandungan kalium yang menyebabkan slagging dan fouling di tungku saat dibakar. Solusi yang telah dilakukan di Laboratorium Termodinamika ITB adalah dengan menggunakan proses torefaksi basah untuk menghasilkan bahan bakar padat. Namun demikian, produk torefaksi basah masih berbentuk seperti bubur dan sulit untuk dibawa dan disimpan sebagai bahan bakar padat komersial. Proses torefaksi basah dalam penelitian ini merupakan proses konversi termokimia yang menggunakan air pada temperatur dan tekanan tinggi, dengan tujuan meningkatkan kualitas biomassa. Agar produk yang dihasilkan mudah ditransportasikan dan disimpan, dilakukan proses pembriketan tanpa perekat untuk menghasilkan produk yang padat dan seragam. Kombinasi proses torefaksi basah dan pembriketan dalam Tugas Sarjana ini akan disebut sebagai proses torre-briquetting. Torefaksi basah tandan kosong kelapa sawit menghasilkan produk padatan dan cairan. Produk padatan diukur nilai kalornya dengan kalorimeter bom sebelum diolah menjadi briket, sementara produk cairan diuji nilai makronutrisinya dengan NPK meter. Proses optimasi dilakukan untuk memperoleh produk yang unggul dari aspek nilai kalor, kandungan kalium, massa jenis briket, nilai DSI briket, dan energi pemrosesan total. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tandan kosong hasil perlakuan torefaksi basah pada temperatur 175 ℃, waktu tinggal 30 menit, dengan rasio sampel dan air 1:3 mengalami peningkatan nilai kalor atas hingga setara batu bara subbituminous C. Selain itu, kandungan kalium juga berkurang hingga 43%. Pembriketan pada tekanan 1500 bar dapat menghasilkan briket dengan massa jenis yang mencapai nilai 1097 kg/m3 dan memiliki Drop Shatter Index hingga 99% sesuai standar ENplus dan FAO. Hasil pengujian produk cairan torefaksi basah menunjukkan persentase kandungan NPK sebesar 3,9:0,5:2,3, cukup bersaing dengan pupuk organik cair komersial. Dapat disimpulkan bahwa dengan proses torre-briquetting, tandan kosong kelapa sawit dapat ditingkatkan sebagai bahan bakar unggul, serta menghasilkan pupuk cair yang dapat digunakan sebagai penyubur tanaman.