digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sesuai dengan POJK No. 30/POJK.04/2017 yang mengatur Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memiliki kewajiban untuk mengalihkan 1.737.799.800 dari sisa saham treasuri sampai tanggal jatuh tempo pada bulan November 2018, yang telah dipegang oleh Telkom selama hampir 6 tahun. Sisa dari saham treasuri mungkin dialihkan dengan cara menjual kembali di / di luar bursa saham dan / atau membatalkan dengan cara pengurangan modal. Telkom pada awalnya berencana untuk menjual kembali sisa total dari 1,74 miliar saham treasuri hingga tanggal jatuh tempo pada November 2018, untuk mendapatkan alokasi tambahan belanja modal perusahaan. Namun, pertumbuhan perusahaan yang lambat dan menurunnya kondisi pasar ekuitas, memaksa Telkom untuk mencari opsi lain untuk mengalihkan sisa saham treasurynya. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan saran terbaik kepada Telkom Indonesia untuk mengakhiri program saham treasuri, terkait dengan sisa 1,74 miliar lembar saham treasuri untuk memenuhi POJK No. 30/POJK.04/2017 dengan juga mencapai struktur modal optimal yang dapat memaksimalkan nilai Telkom. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi dan memeriksa faktor internal dan eksternal dari bisnis. Setelah itu, kinerja keuangan perusahaan saat ini dan kondisi terkini struktur modal perusahaan akan dihitung menggunakan pendekatan teori trade-off, untuk mengevaluasi rasio utang untuk menilai proporsi optimal struktur modal perusahaan. Kemudian, simulasi proporsi dari struktur modal perusahaan, termasuk skenario saham treasuri yang tersisa, akan dianalisis melalui setiap kemungkinan dalam kondisi struktur modal, untuk menilai level struktur modal optimal yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. Setelah melakukan simulasi struktur modal optimal, Penulis menemukan bahwa Telkom Indonesia berada dalam situasi under levered, di mana saat ini nilai pasar struktur modal perusahaan terdiri dari 11,76% utang dan 88,24% ekuitas, kemudian menimbulkan tingkat WACC sebesar 12,10%. Sementara itu, tingkat optimal struktur modal perusahaan terdiri dari 35% utang dan 65% ekuitas, kemudian dapat menimbulkan tingkat WACC yang lebih murah yaitu sebesar 12,03%, Oleh karena itu, sisa saham treasuri perusahaan harus dibatalkan. Telkom Indonesia disarankan untuk menggunakan lebih banyak utang untuk proyek investasi yang baik seperti merger dan akuisisi atau pengeluaran modal untuk mendukung agresivitas pembangunan infrastruktur.