Kegiatan transportasi barang di kota Surabaya berpusat pada pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan Tanjung Perak memiliki empat kawasan hinterland, yaitu Prapat Kurung, Tanjung Batu, Kalianak, dan Greges. Tingginya arus pengiriman barang mengakibatkan kemacetan yang berpengaruh terhadap biaya transportasi. Hal ini tentu tidak menguntungkan baik bagi pengguna maupun penyedia jasa. Untuk menanggulangi permasalahan diatas, maka direncanakan pembuatan jembatan rel kereta barang (elevated bridge) sisi darat dan sisi laut dengan reklamasi Teluk Lamong. Reklamasi Teluk Lamong ini berfungsi sebagai kawasan depo untuk tempat penampungan peti kemas sementara, sehingga kapasitas pelabuhan semakin meningkat. Sedangkan jembatan untuk rel kereta barang diharapkan dapat menghilangkan kongesti barang, sehingga arus transportasi barang ke hinterland dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Penentuan metode konstruksi diawali dengan analisis aspek metode yaitu, ruang, waktu, peraturan, dan biaya. Dengan mengetahui peraturan dan kondisi lingkungan yang ada, maka dapat dipilih metode yang dapat digunakan. Proyek dimulai dengan melakukan pekerjaan persiapan, kemudian dilanjutkan ke konstruksi pondasi dengan metode bored pile dan cast in-situ. Selanjutnya, pekerjaan struktur atas menggunakan metode cast in-situ untuk komponen pier dan pierhead. Sedangkan konstruksi bentang jembatan menggunakan beton precast girder yang diereksi dengan crawler crane. Pekerjaan rel menggunakan bantalan beton dengan rel tipe R54 yang disambung las.
Berdasarkan perencanaan dengan metode tersebut, maka disusun penjadwalan proyek dengan zoning method dan didapatkan durasi total proyek adalah 290 hari.
Estimasi biaya dilakukan dari sudut pandang konsultan dengan output berupa Engineer Estimate sebagai acuan bagi owner dalam pelaksanaan dan pelelangan. Biaya total yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini diperkirakan sebesar 653.000.000.000 rupiah (dibulatkan).