digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangkit dengan sistem energi hybrid dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, yaitu dengan cara memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang ada di suatu daerah. Sistem energi hybrid mengintegrasikan beberapa sumber energi terbarukan dan sumber energi lainnya untuk menghasilkan energi listrik yang akan disalurkan ke pusat beban. Di dalam penelitian ini, pembangkit dengan sistem energi hybrid akan dirancang pada suatu daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah, yaitu Desa Leiting yang dihuni oleh 604 penduduk dan terletak di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Daerah ini memiliki potensi EBT rata – rata tahunan beruparadiasi sinar matahari senilai 5,27 kWh/m2/hari dan kecepatan angin senilai 4,88 m/s.Dengan potensi EBT yang ada tersebut akan dicari rancangan sistem terbaik dan ekonomis untuk 2 jenis beban, yaitu beban komunal 20 kWh dengan beban puncak 2,15 kWp dan beban kantor administrasi 11 kWh dengan beban puncak 1 kWp. Perancangan sistem menggunakan hasil-hasil simulasi yang diperoleh dari berbagai perangkat lunak, yaitu HOMER Pro, PVsyst, dan PVSOL. Hasil penelitian ini berupa rancangan sistem pembangkit listrik yang memiliki fraksi energi terbarukan yang tinggi dengan nilai Levelized Cost of Energy (LCOE) serendah mungkin untuk jenisbeban komunal dan kantor administrasi; dan cocok untuk diimplementasikan di Desa Leiting dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia.