BAB 1 LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA LUTFIYAH DEA GITA (NIM: 12514038)
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Diah Ayu Merdekawati
» Gedung UPT Perpustakaan
Bijih nikel limonit umumnya memiliki mineral utama berupa goethite, dimana nikel ditemukan dalam bentuk larutan padat (solid solution) dalam mineral besi oksida tersebut. Selama pelindian dalam larutan asam, nikel yang berada dalam mineral goethite dilarutkan secara simultan dengan proses pelarutan besi. Pada pelindian bijih nikel limonit pada tekanan atmosfer, besi yang terlarut tersebut tidak mengendap kembali sebagaimana pelindian pada temperatur dan tekanan tinggi. Olehkarenanya, besi menjadi pengotor dalam larutan kaya hasil pelindian dan menyebabkan konsumsi asam menjadi tinggi akibat bereaksi dengan logam pengotor ini. Besi yang terlarut dapat diendapkan dengan penambahan garam yang mengandung ion-alkali logam, seperti Na+ dan K+. Adanya ion Na+ dapat mengendapkan besi dalam bentuk senyawa kompleks sebagai natrojarosite dan secara simultan meregenerasi asam. Air laut dapat digunakan sebagai sumber ion Na+. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh penggunaan air laut pada pelindian bijih nikel limonit pada tekanan atmosfer dalam larutan asam sulfat terhadap persen ekstraksi nikel dan konsumsi asam sulfat.
Serangkaian percobaan pelindian bijih nikel limonit menggunakan air laut dalam larutan asam sulfat dilakukan selama 12 jam dengan variasi temperatur, persen padatan, asam sulfat yang ditambahkan dan fraksi ukuran bijih. Kondisi terbaik adalah yang menghasilkan persen ekstraksi nikel tertinggi dengan persen ekstraksi besi serendah mungkin. Pelindian bijih nikel limonit tanpa menggunakan air laut dalam larutan asam sulfat juga dilakukan pada kondisi yang memberikan hasil terbaik pada pelindian menggunakan air laut. Residu hasil pelindian dianalisis menggunakan X-ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui senyawa dominan dalam residu. Konsumsi asam dihitung dari data asam yang bereaksi berdasarkan persen ekstraksi logam dan persamaan reaksi pelarutan logam yang terjadi selama pelindian.
Hasil percobaan pelindian menunjukkan bahwa penggunaan air laut menaikkan persen ekstraksi nikel sebesar 9,09% dari 80,95% menjadi 90,04%, menurunkan persen ekstraksi besi sebesar 30,95% dari 68,57% menjadi 37,62% dan menurunkan konsumsi asam hingga 485,38 kg/ton bijih dari 1103,75 kg/ton bijih menjadi 618,37 kg/ton bijih karena adanya mekanisme pembentukan natrojarosite yang menghasilkan asam. Kondisi terbaik diperoleh pada temperatur 95oC, persen padatan 15% (w/v), jumlah asam sulfat yang ditambahkan 1100 kg/ton bijih (0,69x stoikiometri) dan fraksi ukuran bijih -40+65#. Pembentukan natrojarosite di residu pelindian dibuktikan dengan hasil XRD terhadap residu pelindian menggunakan air laut yang menunjukkan bahwa natrojarosite merupakan mineral dominan dalam residu pelindian.