digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biostimulasi merupakan salah satu metode MEOR (microbial enhanced oil recovery) dengan menambahkan nutrisi ke dalam sumur untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri indigen sumur minyak sehingga dapat membantu proses pemulihan tersier. Penambahan nutrisi akan berdampak pada perubahan dinamika komunitas bakteri di dalam sumur. Penelitian ini bertujuan untuk memantau dinamika komunitas bakteri di dalam sumur minyak setelah proses biostimulasi. Nutrisi yang ditambahkan berupa molase 7.2%, DAP 0.28%, dan NPK 0.307%. Sel bakteri diekstraksi dari 5-10 L air formasi sumur minyak sebelum dan sesudah biostimulasi dalam jangka waktu enam minggu. DNA bakteri dianalisis komunitasnya menggunakan Ilumina Hiseq Sequencing dan program QIIME untuk mengetahui komunitas bakteri yang tumbuh akibat perlakuan. Degradasi fraksi hidrokarbon dianalisis melalui uji kolom kromatografi. Hubungan antara bakteri dengan waktu pemantauan dianalisis secara statistik dengan grafik PCA. Hasil menunjukkan bahwa sampel sumur X terdiri dari 12 filum bakteri dan 1 filum Archaea dengan diversitas yang tinggi. Firmicutes, Proteobacteria, dan Bacteroidetes merupakan filum yang selalu muncul sebelum dan sesudah biostimulasi. Sebelum biostimulasi bakteri terdiri dari Bacillus, Pseudomonas, dan Halomonas yang merupakan bakteri hidrokarbonoklastik. Setelah biostimulasi diversitas bakteri meningkat dengan munculnya bakteri fermentatif, pereduksi sulfat, sintrofi dan metanogen. Adapun bakteri hidrokarbonoklastik kembali mendominasi sejak minggu keempat. Bacillus merupakan bakteri yang selalu teramati selama proses pemantauan. Bakteri ini diketahui dapat mendegradasi fraksi saturated, aromatik, resin dan aspal dari hidrokarbon. Berdasarkan pembentukan grafik PCA, Rhodocyclales, Corynebacterium, Enterococcus, Desulfosporosinus, Marinobacterium merupakan bakteri yang berkontribusi positif terhadap minggu sebelum biostimulasi, minggu pertama, minggu ketiga, minggu keempat dan minggu keenam pemantauan. Berdasarkan analisis kolom kromatografi dibandingkan dengan sebelum biostimulasi, fraksi aspal terdegradasi sebanyak 38,5% sementara fraksi saturated, aromatik, dan resin meningkat 47%, 17,5%, dan 55%. Pada karakteristik fisika-kimia sampel proses biostimulasi dapat menurunkan nilai pH dari 9,16 hingga 6,3, menurunkan nilai viskositas sebanyak 18,4% dan IFT sebanyak 32,7%.